Catatan Mas AAS

Senin Pagi di Surabaya: di Masa Tenang Pemilu!

Reporter : -
Senin Pagi di Surabaya: di Masa Tenang Pemilu!
Mas AAS

Atap langit Kota Pahlawan cerah. Pagi ini. Bewarna biru langit.

Pepohonan dan tiang listrik di pinggir jalan raya menjadi bersih seketika: dari pamflet, stiker, dan spanduk APK (alat peraga kampanye). Dalam pantauan penulis saat antar istri ke kantornya tadi!

Baca Juga: Challenge Dari Kolega

Seperti hari-hari biasanya. Bersih! Dan pikiran ini juga ikut jernih, tenang, di dalam momen Minggu tenang PEMILU sekarang. Alhamdulillah.

Setidaknya hiruk-pikuk dalam satu bulan ini rada mereda. Melihat gambar para Caleg dan para Capres juga bikin ngeb juga. Lo lagi, Lo lagi. Dan pagi ini papan reklame itu sudah berganti wajah artis yang rada bening, nangkring di papan besar iklan: tawarkan aplikasi online dan rokok kembali. Logistik diproduksi lagi oleh setiap corporate.

Patut diapresiasi stakeholder yang kawal masa tenang pemilu hari ini: Bawaslu, dan juga tentunya Satpol PP. Kedua lembaga ini, bisa jadi yang paling kerja keras menurunkan seluruh atribut alat peraga kampanye, di seluruh penjuru wilayah di NKRI ini. Dari Sabang sampai Merauke. Kerja mereka sungguh luar biasa. Benar-benar bersih seluruh wilayah di Surabaya, dari alat peraga kampanye. Setidaknya yang mampu dilihat penulis hanya di sini, Kota Pahlawan, tempat tinggal penulis.

Semoga di tempat Anda juga demikian adanya.

Surabaya, benar-benar tenang. Penduduknya benar-benar menghayati hadirnya masa tenang musim kampanye. Di pemilu kali ini. Para pelajar sambil jalan kaki menuju ke sekolahnya, para pekerja mulai datang ke pabrik dan kantornya kembali dengan tenang. Para ojek online kembali mangkal di pangkalan tunggu orderan: sambil tetap memainkan game "high domino" berharap beruntung dapat pundi-pundi rupiah dari cheap yang diperolehnya saat mainkan game tersebut. Glodhak.

Obrolan seputar Paslon Capres seketika hilang: berganti candaan lawas, "Wis entuk orderan piro Jek?" Dan jawaban klasik itu pun terjadi: "Lagi metu soko ngomah, Mas AAS, durung entuk!"

Baca Juga: Melarung Rindu Kepada Mandala di Gunung Arjuna Batu Malang!

Lalu idiom lawas bergaung, bergema dengan kuatnya pagi ini: "Ora obah ora mamah! Lha piye kasunyatan urip e, yo, mangkono!"

Sehingga semakin cepat PEMILU ini kelar. Bisa jadi semakin cepat juga roda perekonomian yang dijalankan oleh manusia di akar rumput di negeri ini segera menggelinding kembali bak roda pedati!

Agar segera para rakyat di piramida terbawah. Dalam strata kehidupan sebagai masyarakat di Republik ini. Segera move on, bekerja buka lapak dengan tenang: lapak seblak, mie ayam, bakso, pecel, sego goreng, dan gado-gado!

Lalu mereka tak harus dibikin panas hati, dan panas pikir. Dalam aktivitas hidupnya sehari-hari. Karena bersitegang: debat tentang Paslon Capres nya masing-masing. Yang tidak akan ketemu ujungnya dalam debat tersebut, karena, "Setiap orang. Setiap kelompok.Wis kadung tresno! Dengan gebetan masing-masing!" Masak engkau alihkan mendukung jagoan yang lainnya. Usreg iyo!

Baca Juga: Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?

"Sebagai pria jantan: mari kita selesaikan urusan Pilpres ini, di TKP, yaitu TPS (Tempat Pemungutan Suara, mas AAS," ujar kolega di dalam warkop!


Agar warga di NKRI ini bisa segera kembali ke barak: bekerja!

 

AAS, 12 Februari 2024
Warkop Karmen Surabaya

Editor : Redaksi