Catatan Mas AAS

Manusia akan Terus Bergerak Membangun Legacy di Dalam Hidupnya!

Reporter : -
Manusia akan Terus Bergerak Membangun Legacy di Dalam Hidupnya!
Mas AAS

Pagi-pagi melihat sebuah gambar photo seorang sosok yang diunggah oleh salah seorang senior di grup WAG. Lamat-lamat penulis mengenali wajah yang dishare dalam grup WhatsApp tersebut!

Lalu memorabilia berkenaan dengan sang sosok. Terputar kembali dalam ingatan penulis. Singkat kata, tidak berlebihan bila pagi ini, penulis menyematkan sebuah apresiasi bahwa sang sosok yang telah kondur beberapa silam yang lampau telah menemukan pilihan dan kerja-kerja ideologis nya di Malang Selatan, tepatnya di daerah Kali Tekuk.

Baca Juga: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!

Kang Lilik, adalah sebuah sejarah. Bagaimana setiap mahasiswa akan terus bergerak, berproses, saat ia berposisi sebagai insan cendekia di dalam kampus. Interaksi selama beraktivitas di dalam kampus dan di dalam ruang-ruang kelas kuliah, menyimak penjelasan sang dosen, dan menggali sendiri tentang buku-buku yang dibacanya. Lambat laun namun pasti, seorang aktivis mahasiswa akan memilih keberpihakan dalam hidupnya pada suatu ketika. Apapun bentuknya dan dimanapun aktivitasnya, itu soal pilihan, dan sebuah inspirasi yang didapatkannya.

Karena pada hakekatnya. Kebahagiaan seorang manusia, yang dibangun dari kesadarannya memahami setiap puzzle ilmu yang diperolehnya. Adalah membuat kerja-kerja riil yang ia lakukan untuk orang banyak. Panggilan murni itu akan terus menggedor ruang bilik hati setiap mahasiswa, setiap insan, dan setiap manusia yang berpikir. "Apa lagi yang mesti aku lakukan, agar Tuhanku bisa tersenyum, melihat kerja-kerja ku di dunia, atas kesempatan hidup yang sudah diberikanNya!"

Boleh jadi, pertanyaan-pertanyaan tentang hal tersebut. Yang kerap jalin berkelindan dalam pikiran kang Lilik saat itu. Baik saat menjadi aktivis mahasiswa dan penggerak komunitas di Malang Selatan. Dalam perjumpaan yang singkat dan penuh makna pada saat itu dengan sang sosok. Penulis terkonfirmasi soal pahatan huruf yang disampaikan melalui tulisan ini, tentang beliau.

Baca Juga: Guyon Maton Parikeno Wayah Sore

Setiap orang saat berproses, bertumbuh, dan mencari sebuah eksistensi hidup. Ragam dan caranya sangat banyak. Namun, semuanya berorientasi untuk mewujudkan aktualisasi diri dalam kerja-kerja riil yang memiliki dampak positif bagai masyarakat sekitar. Karena pemenuhan akan kebutuhan diri sendiri yang begitu berlebihan, pada galib nya, akan membuat diri ini semakin tertekan merasa takut kehilangan sesuatu yang sedemikian sangat: kehilangan pengaruh, materi, status, dan apabila tidak mampu mengelolanya dengan apik, membuat seseorang tersebut akan alami split personal atau bisa jadi post power syndrome. Hal yang sebaliknya bila seseorang itu terus bertekun membangun legacy kebajikan untuk ia persembahkan kepada semesta, apapun saja bentuknya. Ia perlahan akan berjalan menuju manusia yang murni, apa adanya dan tidak terlalu risau atas apa yang akan terjadi untuk dirinya sendiri dalam kehidupan mendatang!

Melihat wajah kang Lilik di grup WhatsApp pada pagi tadi. Seakan semesta mengingatkan penulis, untuk melakukan hal yang sama yang semakin banyak dalam konteks memaksimalkan talent yang dimiliki oleh penulis. Perbanyak bergerak menciptakan berbagai macam legacy di dalam hidup ini. Senyampang nafas kehidupan ini masih dikandung badan. Karena semesta sudah terlalu banyak memberikan sesuatu kepada penulis, tinggal kini menyakinkan kepada diri sendiri. Untuk terus bergerak secara ritmis dan harmoni bergandengan dengan semesta bertekun berkarya mengabdi untuk kehidupan. Agar alam marcopodo ini semakin indah dan lestari!

Baca Juga: Ibu Bumi

Sugeng kondur Kang Lilik. Ayem jenjem wonten alam kelanggengan...


AAS, 4 April 2024
Emper Ngomah Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin