Catatan Mas AAS

Inspirasi Pagi

Reporter : -
Inspirasi Pagi
Mas AAS

Salah satu anugrah terbesar hidup itu ketika orang tua kita masih ada sampai kita dewasa, tentu tidak ada orang tua yang sempurna, tapi kita ada di dunia ini karena mereka, maka bahagiakanlah mereka semampu yang kita bisa. Muliakanlah mereka melebihi engkau memuliakan siapapun di dunia ini, termasuk nabi-nabi sekalipun. Ciumlah tangan mereka, berbahasa haluslah dengan mereka, ceritakan yang indah-indah saja, karena kerja keras mereka kita bisa hadir di dunia.


Perjalanan spiritual seorang manusia, untuk berkunjung ke kampung halaman tercinta bertemu kedua orang tua, kerabat, dan handai taulan di momen lebaran telah usai. Para pemudik itu telah berbondong-bondong *balik* ke Tanah Rantau di mana mereka menjemput takdir hidupnya kembali _makaryo_ menjemput rezeki nya.

Baca Juga: Ibu Bumi


Kehadiran dan keberadaan mereka saat berada di tanah kelahiran. Demi memperbarui visi hidupnya yang _lawas_ bahwa dirinya memikul misi yang begitu mulia di dalam hidupnya: "Memperindah dunia ini akan semakin cantik kembali!" Dengan profesi dan pekerjaan yang disandangnya, akan digunakan sebagai media dalam menjalankan misi agung tersebut, tanpa terkecuali, bagi anak manusia yang hatinya hidup akan bersuka cita memikul amanah mulia tersebut.


Di kampung halaman, ia berguru kembali ke hadirat orang tuanya. Mengkonfirmasi bahwa jalan hidup yang dipilihnya masih _on the track_ dengan ajaran, spirit hidup dari kedua orang tua dan para leluhur nya. Ajaran hidup dari mereka menjadi *pusaka* yang akan selalu dirawat untuk menemani setiap anak manusia dalam berjuang meraih mimpi-mimpi hidupnya di kota, tempatnya berbakti kepada semesta untuk mengabdi kepada kehidupan.

Baca Juga: Menjadi Seorang kader Itu Pilihan Bung!


Hidup adalah manifestasi sebuah siklus _cokro manggilingan_. Bahwa semua peristiwa hidup yang diijinkan olehNya _mampir_ di dalam kehidupan seseorang, tidak lain tidak bukan untuk mengantarkan manusia tersebut menjadi versi *otentik* yang terbaik dari dirinya seturut DNA nya yang murni. Dan perputaran kehidupan itu tak akan pernah berhenti hingga tiba pada destinasi yang dituju. Kehidupan di dunia ini untuk menggenapkan skenario agung tersebut bisa terjadi dan dialami oleh seorang manusia.


Tetap menjadi diri sendiri dan tetap bertekun dalam wilayah *kebajikan* meski hanya mampu berbuat sedikit dan remeh, adalah sebuah keniscayaan hidup yang layak kita hidupkan dan jalani senyampang nafas ini masih di kandung badan..

Baca Juga: Sastra Melembutkan Jiwa!

 

AAS, 16 April 2024
Emper Omah Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin