Catatan Mas AAS

Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!

Reporter : -
Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!
Mas AAS

Selamat pagi semua teruntuk pembaca setia tulisan-tulisan sederhana dari Mas AAS pada pagi ini! Doa terindah selalu dilantunkan ke langit yang tertinggi teruntuk Anda semuanya, aamiin yra.

Judul tulisan di atas perlu diberi catatan kecil sedikit ya: judul tersebut diperoleh Mas AAS dari inspirasi yang didapatkan semalam, setelah usai bekerja di Kampus ITB Yadika Pasuruan. Lalu beranjak pulang ke Surabaya. Nah, saat tiba di Terminal Bungurasih itulah, sebuah obrolan kecil dengan para ojek pangkalan yang mangkal di Terminal, terjadi sebuah narasi besar yang Mas AAS peroleh dari salah satu tukang ojek yang parkir di pangkalan menunggu penumpang!

Baca Juga: Kekuatan Berbicara

Kami berdua lalu terlibat obrolan gayeng menyoal banyak hal: mulai pekerjaan dan sebuah mimpi yang dimiliki oleh anak muda yang berprofesi sebagai tukang ojek tersebut. Memang profesinya yang semalam sebagai pengantar penumpang ke tujuannya bukan profesi utama. "Mas AAS aku Kate kuliah tahun ngarep?" Deg, antara bahagia, kaget ketika mendengar berita tersebut dan secara auto kemudian cara duduk diri ini yang sebelumnya ndelosor sambil rebahan istirahat di warkop, jadi langsung duduk sigap di kursi menyimak dengan antusias semua pembicaraan yang disampaikan oleh anak muda tersebut!

Profesi mentereng dipandang orang kan saat berada di kampus! Setelah nya boleh jadi pendidik ini dalam aktivitasnya merajut ritus kehidupan sosial keseharian, lebih melebur dan kumpul dengan mereka, para kaum marginal. Dari situasi yang demikian, menjadi cara penulis mengumpulkan banyak ide tulisan yang sedianya akan dibuat dalam setiap harinya, begitu!

"Kate kuliah ning ngendi awakmu?"

"Kuliah di swasta saja dekat rumah saya di Bungurasih sini mas, biar aku bisa sambi tetap bisa jalan kan pekerjaan ku sebagai tukang ojek! Buat bantu biaya kuliah," ujarnya!

Baca Juga: Mahasiswa Otentik

Pembicaraan itu tak sempat dilanjutkan hingga usai. Karena waktu pun terus berjalan sudah sedemikian larutnya semala. Waktunya pulang ke Rumah Rungkut istirahat! Sebuah dukungan tak lupa diberikan: "Aku yakin dirimu bakalan sukses menjadi kebanggaan bagi orang tua dan keluargamu di masa depan bila dirimu mau kuliah tahun depan. Setidaknya dengan kuliah, dirimu telah membuka peluang untuk berkat hidup di hampir kan Tuhan kepada hidup mu! Begitu kata perpisahan diucapkan penulis semalam."

Jadi ingat yang pernah disampaikan oleh Jenderal Douglas MacArthur pada suatu ketika: "Ijinkan anak-anak mu untuk berproses secara benar. Meski kesusahan, rasa berat, dan segala aral rintangan itu ada, jangan bantu dia. Meski sebagai orang tua dirimu mampu jentik kan jari jemari mu kasih perintah sesuatu ke otoritas untuk membuka jalan cepat bagi keturunanmu untuk sukses!"

Entah dari mana anak muda yang terbilang masih belia semalam memiliki sebongkah mimpi-mimpi besar yang ia ingin wujudkan dalam hidupnya. Apakah hasil didikan kedua orang tuanya, atau hasil otodidak anak tersebut menemukan banyak inspirasi dalam setiap jengkal di aktivitas hidupnya. Sepertinya sekilas dari sebab yang pertama menilik dari obrolan semalam! Orang tuanya sudah tidak mampu lagi membiayai sekolahnya, katanya!

Baca Juga: Ibu Bumi

Sepertinya Mas AAS yang belajar dari anak belia semalam, bukan sebaliknya.

Sebuah inspirasi dan pelajaran hidup bisa diperoleh di mana saja. Juga bisa diperoleh di pangkalan ojek OPANG di Terminal Bungurasih Surabaya, begitu!


AAS, 24 April 2024
Warkop Karmen Surabaya

Editor : Nasirudin