Menjelang Pilkada Magetan 2024: Siapa Calon Unggulan?

Reporter : -
Menjelang Pilkada Magetan 2024: Siapa Calon Unggulan?
Sarangan, Kabupaten Magetan

Magetan, Jatimupdate.id - Menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, yang akan dilaksanakan November mendatang, suasana politik sudah mulai terasa di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Sejumlah nama kandidat mulai beredar di masyarakat yang akan ikut serta dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Magetan.

Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Minta PWI Ikut Sosialisasikan Pilkada Damai

Menurut Ketua Jaringan Relawan Independen, Masyarakat Peduli Magetan (JARRI MPM), Sunarto, dampak dari politik Pileg dan Pilpres sebelumnya sangat terasa dalam cara masyarakat menilai calon pemimpinnya.

"Tidak heran bila menjelang Pilkada Magetan ini akan ada perubahan signifikan dalam penilaian masyarakat terhadap calon pemimpinnya ke depan," ucap Sunarto.

Dari pengamatan relawan JARRI MPM, terdapat informasi mengejutkan bahwa akan ada calon Bupati dari Kecamatan Karas.

"Informasinya menyebutkan bahwa seorang mantan kepala sekolah YKP Magetan, Suprapto, akan mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati," tambah Sunarto.

Sunarto juga menyampaikan bahwa semakin banyak calon yang muncul, semakin baik bagi masyarakat untuk memilih pemimpin terbaik di antara mereka.

"Dari catatan kami, ada beberapa nama bakal calon Bupati Magetan seperti Sujatno (Ketua DPRD Magetan), Nanik Sumantri (Mantan Wakil Bupati 2018-2023), Suprawoto (Mantan Bupati 2018-2023), dan Mr. X," papar Sunarto.

"Sementara untuk calon Wakil Bupati Magetan, ada Bambang Trianto (Mantan Sekda), Tikno (Anggota DPRD), Hergunadi, dan Suprapto (Mantan Kepala Sekolah YKP)," tambahnya.

Menurut Sunarto, semua calon yang muncul saat ini telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat Magetan.

"Siapapun yang maju dalam Pilkada nanti, pasti membawa visi dan misi jelas untuk memajukan Magetan dan berpihak kepada masyarakat, dan kami akan mendukung mereka," tegas Sunarto.

Sunarto berharap bersama media, mereka dapat mengedukasi masyarakat dalam hal pendidikan politik dan bagaimana menggunakan hak pilihnya.

"Demi kemajuan dan kesejahteraan Magetan, semoga harapan semua warga dapat terwujud," pungkasnya.(CBN)

Baca Juga: Sebut Pimpin Surabaya Cuma Tiga Tahun, Eri Klaim Pengangguran dan Kemiskinan Turun Drastis

Serba Serbi Koalisi

Beberapa partai politik sudah mulai menjalin komunikasi terbuka untuk membuka peluang koalisi dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) di Magetan.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), misalnya, telah aktif bergerak beberapa hari terakhir dengan menghubungi beberapa bakal calon bupati.

"Sementara masih komunikasi awal. Kami juga membuka komunikasi dengan seluruh partai (untuk menjadi mitra koalisi)," kata Ketua DPD PKS Magetan, Marhan Firdaus Irfan, pada Rabu (20/3).

Irfan, yang memiliki kekuatan lima kursi, sedang mempertimbangkan kemungkinan mengusulkan kader internal partainya sebagai bakal calon bupati.

"Hingga saat ini, untuk kandidat atau calon (bacabup) yang akan kami usung belum menjadi nama kuat. Jadi, tunggu saja nanti akan kami sampaikan siapa-siapanya," tambahnya.

Baca Juga: Daftar Cawali Surabaya, Eri Cahyadi: Semoga Membawa Berkah bagi Warga Kota Pahlawan

Di sisi lain, Ketua DPC PDIP Magetan, Sujatno, memastikan akan menjalin komunikasi dengan partai lain untuk koalisi.

Dia juga menyatakan kesiapannya jika dipercaya menjadi bakal calon bupati. "Saya sebagai kader partai, tentu patuh pada perintah partai," ungkapnya.

Ketua DPD PAN Magetan, Dwi Aryanto, juga masih terus menjajaki kandidat bakal calon bupati dan wakil bupati menjelang dimulainya tahapan pilkada.

"Kami tidak menutup itu. Segalanya memungkinkan. Yang jelas, saat ini kami masih dalam tahap penjajakan," jelasnya.

Menurut pengamat politik dari Local Government and Political Research Institute (LoGoPoRi) Magetan, Muries Subiyantoro, potensi politik di Magetan memungkinkan adanya dua koalisi, yaitu koalisi besar yang terdiri dari 4–5 partai dan koalisi kecil dengan 2–3 partai.

Muries juga memperkirakan bahwa pilkada bisa diikuti oleh 3–4 pasangan calon, tergantung pada seberapa intens komunikasi politik antarpartai. (RM/JP)

Editor : Redaksi