Catatan Mas AAS

Anda Tipikal Pemimpin Total Football, Tiki-Taka atau Parkir BUS

Reporter : -
Anda Tipikal Pemimpin Total Football, Tiki-Taka atau Parkir BUS

"Sebelum jadi pemimpin, kesuksesan adalah tentang mendewasakan dan mengembangkan diri. Ketika Anda sudah jadi pemimpin, kesuksesan adalah tentang kedewasaan dan mengembangkan orang lain!"


Pagi ini jadi terinspirasi gaya sebuah tim sepak bola di dalam memainkan pertandingannya di lapangan. Tapi bukan soal sepak bolanya yang akan dibicarakan lebih mendalam, namun berkenaan dengan cara bagaimana seorang *leader* mengelola, menjalankan sebuah organisasi atau institusi yang ia pimpin. Bisa saja itu presiden, gubernur, bupati dan camat. Juga rektor, dekan, bahkan kajur.

Baca Juga: Kampung Halaman

Bukan apa-apa sih tertarik menulis perihal style atau cara seorang pemimpin bekerja pada pagi ini. Karena hari, minggu, bulan, dan tahun-tahun ini, sedang lagi ramai topik regenerasi kepemimpinan dipersoalkan, diperbincangkan, dan tak menutup kemungkinan jadi bahan bullyan antar sesama pendukung kandidat!

Saya kira membahas semua tipikal pemimpin dikaitkan dengan gaya sebuah tim sepak bola ketika bermain di lapangan, apik-apik bae. Asal syarat dan ketentuannya berlaku. Apa itu syaratnya? Semua cara yang dilakukan oleh pemimpin ditujukan bagi kemajuan dan kebesaran sebuah organisasi bukan untuk dan atas nama pribadi. Baik organisasi itu di level negara, wilayah, bahkan organisasi di level universitas bahkan fakultas, dan juga jurusan!

Setiap pemimpin wajib memimpin dengan *spirit* yang jelas bagi kemajuan dan tujuan organisasi. Ia memimpin organisasi yang mana di dalamnya adalah manusia-manusia yang hidup punya akal juga punya pikiran, bahkan kalau *jangkep* manusianya, ia juga memiliki rasa. Asal spirit di atas yang menjadi *kredo* pemimpin di semua level organisasi, jamaahnya pasti *ayuk* saja tanpa ada interupsi. Ibarat sebuah tim sepak bola. Penjaga gawang, back, pemain sayap belakang kanan juga kiri, serta sayap depan kanan juga kiri, play maker dan striker, akan selaras dengan iramanya seorang leader!

Sejenak kita ingat kembali, bahwa kaum adam di negeri ini, bawaan alamnya adalah pada suka pada permainan sepak bola. Meski tidak jadi pemain, setidaknya kaum lelaki di negeri ini bahkan di planet bumi ini paling jago berperan sebagai *komentator* yang piawai!

Gaya permainan sepak bola total football, begitu melegenda saat dikenalkan oleh pelatih *Rinus Michels* dari Belanda. Terbukti pelatih ini bisa mengantarkan Ajax Amsterdam dan Barcelona jadi kampiun juara pada medio 1970-an, dan Belanda diantarkan jadi juara Eropa 1988. Jadi ingat gilanya pemain Marco Van Basten, Rijkaard, mengocek bola di lapangan, dan dirubah gocekan bolanya jadi gol berkali-kali masuk ke jala gawangnya lawan!

Tidak itu saja kita juga mengenal pelatih Josep Guardiola yang begitu ciamik saat mengenalkan gaya tiki-taka dimainkan oleh para anak buahnya di lapangan. Setiap pemain jadi wajib memiliki kemampuan mengolah bola yang di atas rata-rata, karena ia wajib main umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki. Dibutuhkan pemahaman taktik dan kerjasama tim yang baik untuk menjalankan gaya bermain ini dengan sempurna.

Baca Juga: Buku Baru Warisan Baru

Lain lagi dengan gaya parkir bus ala Jose Mourinho. Bisa jadi seluruh anak buah harus jaga gawang diam di barisan belakang pertahanan, tak perlulah buat gerakan-gerakan yang justeru akan membahayakan gawang! Dan akhirnya si Josep Guardiola pun dibuat stres saat Barcelona kalah agregat dengan Inter Milan, pada kejuaraan Liga Champions 2009-2010.

Artinya apa dengan semuanya itu, terkait gaya dan tongkrongan seorang leader saat memimpin organisasi! Sebuah tim tak bisa berjalan secara efektif meraih tujuan organisasi. Saat pemimpin main sendiri, instruksinya tidak jelas, omongannya tidak sama dengan tindakannya, saat masih terjebak oleh ego personalnya, di atas semua itu adalah *ora kuat sunggi derajat*. Sudah jadi pemimpin itu ibarat menjadi *tempat sampah* bagi semua yang dipimpinnya. Ia berada di barisan paling belakang untuk memperoleh mencicipi rasa nikmat sesaat itu: entah nikmat harta, tahta, juga nikmat penghormatan dan sambutan karpet merah. Ia menjadi tempat berkeluh dan solusi semua persoalan bagi anak buahnya. Dan pemimpin akan pasang badan bagi semua yang ia pimpin.

Kalau pemimpin hanya cari enak sendiri, ya tinggal hanya tunggu waktu saja akan tumbang pada masanya bahkan sebelum kontrak itu amanah itu berakhir. Tumbang oleh akumulasi kesalahan yang pernah ia buat dan masih ditutupi olehNya, atau ditumbangkan oleh hukum alam, dan ini yang paling mengerikan dampaknya! Entah jadi pemimpin itu aslinya tidak enak, tapi entah jaman sekarang status itu dikejar-kejar sedemikian rupa mulai dari pagi, siang, malam, sampai pagi lagi, oleh manusia!

Tapi, ini kan hanya imajinasi di dalam sebuah tulisan. Aslinya jadi pemimpin itu kan memang enak bukan? Hanya pembaca saja yang pantas menjawabnya!

Baca Juga: Hidup adalah Mengenai Menerima dan Memberi!

Bukankan Rinus Michels, Josep Guardiola, dan Jose Mourinho, selalu berada di pinggir lapangan bukan di dalam lapangan? Ya, begitulah seharusnya seorang pemimpin yang sadar dan paham filosofi sebuah tim sepak bola, saat bermain mewujudkan tujuan organisasinya.

Tapi kalau pemimpin hanya di luar lapangan saja, apa masih ada yang mau jadi pemimpin? Kan garing bin kering pemasukan!

Jadi pemimpin kok coba-coba: coba kumpulkan kapital, coba kumpulkan penghargaan personal, coba semena-mena tingkah dan polah nya. Ya, pasti akan dihajar oleh Marco Van Basten, gawang dari organisasi yang Anda pimpin. Atau dibuat frustasi oleh gerakan tiki-taka nya si Lionel Messi nantinya. Tapi kalau Anda mau bertahan melakukan coba-coba sebagai pemimpin di atas di dalam mengelola organisasi dan institusi. Anda harus jadi kiper legenda Italia dahulu, yaitu Gianluigi Buffon! Biar tidak kebobolan hujatan dan evaluasi negatif di akhir masa jabatan kepemimpinan Anda.

Pertanyaan pamungkas sebagai penutup tulisan. Anda pemimpin macam siapa? Rinus Michels, Josep Guardiola, Jose Mourinho? Atau tipe gaya Anda sendiri! Hidup dan nama Anda yang Anda pertaruhkan saat menjadi seorang  leader di sebuah organisasi! 

Editor : Redaksi