Catatan Mas AAS

Musuh Terbesar Didalam Hidup Ini Adalah Diri Sendiri

Reporter : -
Musuh Terbesar Didalam Hidup Ini Adalah Diri Sendiri
Mas AAS

"Balas dendam terbaik adalah terus hidup dan membuktikan diri!" (Eddie Vedder)

Hari sudah siang, matahari sudah berjalan menuju perlahan ke sisi tengah bumi. Dan aku sekarang sedang meneruskan lakon hidupku. Bekerja apa saja yang bisa aku lakukan, selagi ada waktu luang. Itung-itung cari tambahan uang saku buat modal belajar. Kerja jadi tukang ojek online, satu dua orderan barusan aku tunaikan. Dan ada satu dua lembar uang kertas aku dapatkan dari pelanggan, dan uang itu bisa aku buat bayar kopi dan ngudut sekarang di warung kopi! Alhamdulilah.

Baca Juga: Kampung Halaman

Kembali duduk di warung kopi, kembali pula aku menekuni profesi lamaku lagi. Memahat aksara, membuat sebuah tulisan. Aku tidak bisa memungkiri, hanya dengan menuliskan, aku bisa membuang segala gundah gulana yang acap kali mampir di benak, di pikiranku! Saat menjumpai sebuah fenomena sehari-hari yang aku alami. Entah fenomena pribadi ataupun fenomena yang terjadi pada orang lain di ruang publik sehari-hari!

Segala macam teori bagaimana bisa menulis yang baik, bisa jadi telah aku pelajari. Tapi aku lebih memilih mengandalkan pengalaman langsung yang aku alami sendiri. Menjadi observer atau bisa disebut menjadi pengamat tentang kehidupan kita sehari-hari, sangat layak dan mudah dibuat menjadi sebuah tulisan. Setidaknya untuk dibaca sendiri, syukur berani membagikannya ke khalayak ramai!

Berbicara menjadi pengamat. Ada fenomena menarik yang aku alami pada pagi menjelang waktu siang sekarang. Seorang kolega sesama penikmat kopi, sedang berbincang begitu asyik denganku. Namanya sebut saja mister X, ia masih muda, profesinya menjadi seorang programing IT. Pekerjaannya sekarang relatif berhubungan dengan soal akses dan mengakses data informasi! Bisa jadi orang lain bisa menyebutnya seorang hacker, karena tugasnya menemukan dan memanfaatkan kelemahan sistem personal komputer serta atau jaringan buat mendapatkan akses ke data langsung atau bisnis! Medeni profesinya.

"Jiangkrik, pekerjaanmu kok begitu menakutkan begitu, mister X," ujarku spontan!

"Ah, biasa saja mas Agus," jawabnya!

"Biasa bagimu, tidak biasa bagiku, bahkan orang lain yang tahu apa yang sebenarnya kamu lakukan sekarang dengan pekerjaanmu itu," bantahku!

Baik, penulis lanjutkan sejenak. Apa sebenarnya yang ingin ditulis dalam tulisan siang ini. Mister X tidak melanjutkan kuliah di jurusan informatika, ia terkena DO (Drop Out) di sebuah kampus di bilangan Surabaya! Ia, kadung memilih jalan hidupnya menjadi seorang programmer, sebuah profesi yang awalnya, boro-boro ia sukai. Bahkan cenderung ia antipati, tidak suka! Tapi siapa yang tahu jalan takdir yang akan dialami oleh manusia. Mister X dikarenakan sebuah bullyan yang ia alami, kerena suatu ketika ia diremehkan sedemikian rupa oleh bos nya di sebuah perusahaan tempatnya bekerja dahulu. Ia dianggap anak bodoh, tidak berguna! Kata-kata dari bos nya itu, menjadi sebuah trigger agung, ia mampu menjadi seorang manusia dengan kompetensi yang sekarang!

Baca Juga: Buku Baru Warisan Baru

"Apa yang sedang Anda alami dengan bos Anda, saat itu, mister X? Sampai Anda berubah 180 derajat menjadi manusia seperti yang sekarang, mau menekuni sebuah materi keilmuan yang justeru Anda sangat benci awalnya, karena takut, sebab tidak tahu sama sekali dengan ilmu itu!"

"Semua itu, karena saya diremehkan, tidak dipercaya, bahkan dihajar habis-habisan karakter saya, oleh seorang bos! Saya akan balas dengan cara lain, yang menurut saya lebih gentle mas Agus! Dan saya akan buktikan kepada si bos itu! Dan alhamdulilah hal itu berhasil!"

Dan, dengan kerja keras. Serta pengorbanan yang tiada tara. Pagi, siang, dan malam. Si mister X ini belajar tentang bahasa pemrograman (Vb.Net, C++, PHP, Delphi, Dll) saat itu. Ia jarang tidur, dan kadang telat makan, saking kerasnya ia belajar. Tapi si Mister X memilih jalan itu dengan kesadaran yang penuh dan ia mau menjalaninya. Mendengar kisahnya yang ia sampaikan kepadaku siang ini, aku hanya bisa diam sambil serius menyimaknya! Dan sangat mengapresiasi perjuangan yang pernah dilakukannya untuk menjadi manusia dengan kualifikasi seperti yang sekarang! Ada kejujuran dari kisah yang disampaikannya.

Orderan grab yang aku dapatkan, aku cancel dahulu, biarlah. Demi merampungkan tulisan narasi yang aku alami bersama Mister X barusan! Bahwa terbukti kembali, siang ini. Siapapun diri kita saat ini, saat sedang berada pada posisi kehidupan yang paling bawah, tenggelam, diremehkan, oleh keadaan! Tapi hanya kemauan dan harapan yang kita alami sajalah, yang akan bisa menolongnya, selain tentu saja ridho-Nya. Karena penting menunjukkan kita yang sebenarnya meski hanya sekali saja di dalam hidup ini, agar tidak ada perbuatan yang seenaknya dilakukan orang lain kepada kita terus menerus! Hidup itu adalah pilihan! Mau jadi kucing selamanya atau sesekali menjadi singa.

Baca Juga: Hidup adalah Mengenai Menerima dan Memberi!

Mister X menunjukkan cara balas dendam yang sangat menginspirasi kepadaku pada siang ini. Ia telah berhasil mengalahkan challenge kehidupan yang dialaminya. Saya kira Anda sebagai pembaca juga merasakan hal yang sama bukan? Semua dijalaninya bukan karena ia benci kepada seseorang, tapi ia ingin sekali mengalahkan dirinya sendiri, dan yang terpenting dari itu semua. Adalah pesan kuat kepada alam bawah sadarnya, bahwa ia seorang yang mampu mengatasi kegelapan saat sedang melanda di hidupnya! Mister X bukan seorang pecundang. Ia seorang pemenang!

"Ketika saat itu aku tidak berjuang melawan rasa malas, rasa takut, serta rasa rendah diri yang menghampiriku, mas Agus. Aku masih akan terus merasa berhutang kepada kehidupan ini. Dan aku tidak mau itu terjadi, mas Agus," ujar mister X saat pamitan diri kepadaku!

Itulah cerita penulis pada siang ini. Semoga Anda berkenan!

AAS, 30 November 2022
Warung Kopi Rungkut Surabaya

Editor : Redaksi