Catatan Mas AAS

Debat Kandidat Presiden Mahasiswa

Reporter : -
Debat Kandidat Presiden Mahasiswa
Debat Capres

"Pemimpin sejati tidak butuh memimpin, ia lebih senang menunjukkan arah." (Henry Miller)

 

Baca Juga: Musrenbangnas 2024: BAPPENAS Pastikan Sinkronisasi Pembangunan dengan Program Presiden Terpilih

Alhamdulilah aku sudah tiba di Terminal Bungurasih. Kalau sudah tiba di sini, aku sudah seperti tiba di rumah saja. Aku anggap Terminal ini menjadi rumah ke tigaku. Dimana rumah pertama di Rungkut, rumah kedua di Taman Bungkul.

Mau lanjut langsung pulang, tapi ide menulis soal kegiatan di kampus tadi. Tak pelak membuat aku urungkan sejenak menuju ke parkiran ambil motor kuda terbang ku dan segera meluncur pulang ke rumah, setelah turun dari bus. Aku ingin memahat sebentar kegiatan "Debat Capres & Cawapres Mahasiswa Kampus ITB Yadika Pasuruan" di pangkalan, sambil menemui kompatriot ku para ojek di terminal!

Tadi di kampus aku sempat bertemu lalu sedikit berbincang dengan para kandidat. Spontan aku pun mengajak kandidat itu berbicara soal ide-ide mereka untuk memajukan organisasi intra mahasiswa di kampus tercinta. "Apa yang akan Anda lakukan untuk membuat organisasi kemahasiswaan di kampus ITB Yadika Pasuruan, bisa hidup dan berkontribusi bisa memajukan kampus ini," begitu tanyaku kepada mereka?

Cukup senang juga ketika para kandidat *Capres* itu begitu bersemangat menjawabnya. Setidaknya ada atmosfir yang kuat mereka ingin maju, baik memajukan pribadi sebagai seorang aktivis kampus, dan berharap bisa membawa kampus untuk menjadi lebih maju, dengan kegiatan - kegiatan nyata yang membawa dampak bagi kemajuan seluruh mahasiswa yang sedang berkuliah dan menimba ilmu di ITB Yadika Pasuruan!

Aku sendiri melihat para kandidat begitu antusias menjawabnya. Hal tersebut mampu membuatku memanggil ulang pengalaman masa silam, bahwa pada jaman itu entah saat di SMA pun saat di OSIS juga saat sedang kuliah di UB Malang. Momen-momen seperti itu setidaknya juga sangat rakus aku ikuti. Kuliah nomor sekian yang penting berorganisasi. Kini hanya tinggal sebuah memori saja hehehehe, taubat dahulu jadi seorang pembelajar yang serius belajar.

Dan melihat ketiga kandidat yang akan menjemput takdir pengalaman hidupnya sebagai aktivis kampus menjadi seorang presiden mahasiswa tengah mereka perjuangkan. Aku sebagai teman mereka berdiskusi di dalam kelas , tetiba saja jadi ketularan semangatnya.

Baca Juga: Rapat Kerja ITB Yadika Pasuruan

Dalam acara guyon maton parikeno, berbincang dengan ketiganya sebelum mereka berdebat di dalam lokasi, yaitu di Balairung Auditorium Kampus ITB Yadika Pasuruan. Aku pun spontan berseloroh kepada ketiganya,"Mumpung Anda masih muda wajib ngotot untuk meraih cita-citanya. Jangan lupa menjadi Presiden Mahasiswa, adalah jalan paling efektif untuk Anda semua belajar kepemimpinan yang autentik! Tunjukan hal tersebut di dalam ruang debat nantinya."

"Siap pak Andi!"

Anda terpilih ataupun bakalan kalah nantinya, dalam pemilihan. Itu bukan masalah besar. Hal yang terpenting dan patut diapresiasi tinggi adalah keberanian Anda bertiga pasangan mampu ambil aksi untuk tampil dan mencalonkan diri. Kiranya dari Anda bertiga nanti salah satu pasangan pastilah jadi pemenang, tak usah sangsi buat ajak kandidat pasangan yang lain yang kalah buat berkolaborasi menjadi pengurus BEM membangun Kampus ITB Yadika Pasuruan bersama-sama. Terlalu kecil dan kerdil untuk Anda sebagai pasangan pemenang maju dan terkenal sendirian untuk memajukan kampus ini!

Dan aku tidak paham apakah ketiganya mengerti apa yang aku sampaikan itu. Tetapi aku percaya saja, bahwa ketiga kandidat pasangan Capres dan Cawapres BEM itu, malam ini sedang praktik menjadi seorang _leader_ dengan menjual *ide* juga *gagasan* pada acara tadi. Biarlah, posisiku yang terbiasa menjadi teman mereka di dalam kelas, berdiskusi seputar mata kuliah. Sekadar menjadi lilin-lilin kecil untuk teman mereka menjadi manusia dengan versi terbaiknya. Tugas seperti itu sudah mampu membuatku semangat setiap bangun pagi dari tidurku.

Baca Juga: Berlomba Menabur Sebuah Karya di Semesta!

Setidaknya mereka mulai paham dan tahu tentang konsep _take action_ siapa takut mencoba. Yaitu mencoba magang dalam pemilihan *Presiden Mahasiswa*! Dan cukup surprise saja, banyak kandidat yang mencalonkan jadi pemimpin, malam tadi. Terlepas jadi pemimpin itu ada enak dan tidaknya, tapi yang jelas magang menjadi pemimpin di sebuah organisasi adalah sebuah kurikulum pelajaran kehidupan yang sangat mahal harganya. Tak mungkin didapat di ruang-ruang kelas kuliah. Justeru hal itu didapat di luar kelas kuliah.

Di saat yang bersamaan tadi di akun WhatsApp ku ada pesan masuk. Bahwa di tempat yang lainnya juga sedang ada acara yang hampir sama dengan acara di kampusku tadi, hanya konten dan konteks nya saja yang berbeda. Pilihannya berbeda dan tempatnya pun juga berbeda. Di mana tokoh-tokoh terbaik di sebuah institusi kampus, di organisasi kemasyarakatan, dan di sebuah perusahaan. Lagi pada menjemput takdir hidupnya masing-masing untuk menjadi orang nomor satu di tempat kerjanya sekarang. Entah kok bisa bersamaan, ya, waktunya? Aku tidak tahu, apa ini semua yang disebut dengan _ketepakan_ semesta saja. Entahlah? Semoga saja yang sedang menjalankan skenario jagat akan memperoleh jatah yang memang sudah menjadi kepastian rejeki yang kudu ia terima, amin yra...


AAS, 21 Desember 2020
Terminal Bungurasih Surabaya

Editor : Redaksi