Catatan MAS AAS

Menulis Bebas Untuk Membersihkan Sampah Pikiran!

Reporter : -
Menulis Bebas Untuk Membersihkan Sampah Pikiran!
taman Mas AAS sumber inspirasi

Namanya saja menulis bebas. Menulis sebebas-bebasnya, tuangkan saja semua isi yang ada di kepala, juga hati, dan aku hanya kasih waktu 11 menit saja, lengkap dengan stop watch, yang akan berbunyi, untuk mengakhiri tulisanku ini, nantinya!


Aku sedang duduk dengan tenang sendirian di atas sebuah kursi rotan yang sudah tua usianya. Di emper rumah. Siang ini.

Baca Juga: Menjadi Seorang kader Itu Pilihan Bung!

Tampak di depanku ada jemuran yang barusan dicuci pakai mesin oleh istri pagi tadi. Juga ada beberapa pot tanaman bunga miana terlihat segar usai diberi pupuk beberapa hari yang lalu.

Dan beberapa kucing, hewan menggemaskan yang sedang rebahan di lantai, usai kenyang perutnya, karena sudah dikasih makan. Melihat anabul itu tiduran dengan tenangnya di ubin aku jadi ketularan vibrasinya menyamankan jiwaku siang ini!

Dan semilir angin sepoi menerpa tubuh. Udara siang ini terasa segar, cuaca tidak panas seperti biasanya di kota ini. Kota Surabaya.

Tatkala sedang melihat, mengamati, serta menikmati tentang semua yang ada di depanku sekarang. Aku kepikiran lalu muncul pertanyaan di dalam benakku," apa ya kira-kira yang akan aku tulis siang ini?" Karena aku adalah penulis. Menulis sudah menjadi candu bagiku, tidak melakukannya sehari saja, membuat aku jadi merana, serasa ada yang hilang dari diri. Masak sampai sejauh itu mas AAS? Faktanya demikian sih.

Lalu aku kembali membetulkan posisi dudukku saat di kursi. Aku mengambil posisi layaknya orang yang sedang meditasi, bersila, dengan posisi senyaman mungkin. Lalu aku benar-benar mengamati dan menikmati aliran nafas yang keluar dan masuk melalui lubang hidungku, nyaman, tenang sekali. Tidak lama cukup lima menit saja.

Kegiatan ini aku lakukan sebagai ritus untuk bersihkan pikiran serta batin ini. Dalam keadaan melakukan meditasi yang singkat itu.

Aku perintahkan pikiran itu bekerja, untuk menjawab pertanyaanku," apa yang sebaiknya aku tulis ya, siang ini?"

Dan pikiran itu spontan bekerja. Sudah sodorkan kepada ku banyak ide, gagasan, juga tema yang bisa aku tulis diantaranya adalah: apa yang aku alami sedari bangun tidur tadi, bisa ditulis, tidak cukup di situ, sebuah lirik lagu bisa jadi ide tulisan juga yang bisa aku tulis, cari saja lagu yang disukai lalu pelajari apa makna lirik serta nada di dalam lagu itu bagiku, serta secara random segera saja melihat akun media sosial yang aku miliki, lalu scroll baca informasi terbaru di dunia maya yang menarik, amati satu demi satu, topiknya. Dan segera pilah lalu pilih tema obrolan yang paling aku minati, lalu ditulis.

Baca Juga: Sastra Melembutkan Jiwa!


Itulah letupan-letupan ide tulisan yang disodorkan oleh pikiran, kepada ku untuk menjadi bahan tulisan yang bisa aku tulis siang ini!

Artinya sebuah ide dan gagasan tulisan itu sebenarnya sudah ada di dalam diri kita. Tidak perlu dicari, hanya cukup diam, lalu merenung sejenak. Tabungan informasi yang sudah kita miliki, akan dikeluarkan oleh pikiran satu demi satu seturut permintaan yang kita ajukan.

Dan praktis itu aku buktikan pada saat membuat tulisan ini!

Sepertinya cepat serta mudah saja ya membuat sebuah tulisan itu? Ya, bisa mudah dan bisa susah juga. Asal segera ditulis mungkin menjadi mudah. Namun saat hanya dipikirkan saja. Itu yang membuat sebuah tulisan terasa susah!

Nah, rutinitas menulis meski hanya menulis tulisan kecil nan sederhana seperti tulisan yang sedang Anda baca sekarang. Bagi saya sendiri, hal ini sebagai sebuah ritus penting untuk tetap menjaga otot-otot kepenulisan tetap sensitif. Baik otot pikiran dan jari-jemari ini.

Baca Juga: Inspirasi Pagi

Bahan yang saya gunakan untuk membuat sebuah tulisan. Siang ini saya hanya mengandalkan ayat kauniah semata. Sesuatu yang saya alami, saya rasakan, saya dengar. Bukan ayat kauliah yang berpijak dari sebuah bahan bacaan berupa buku juga ayat sebuah kitab suci.

Aslinya mau melanjutkan tulisan ini sampai sejauh mungkin layaknya aliran Sungai Bengawan Solo. Namun Suara adzan dhuhur telah berkumandang dan suara alarm waktu yang sudah aku setel sedari awal tulisan ini dibuat tadi, sudah berbunyi. Dan tulisan ini harus berakhir cukup sampai di sini.

Terima kasih, Anda telah sudi membaca tulisan ini sampai akhir. Tidak bermaksud membuat sebuah tulisan yang isinya clickbait. Sama sekali tidak bermaksud begitu.

Demikian...


AAS, 15 Januari 2023
Emper Rumah Rungkut Surabaya

Editor : Redaksi