Catatan Mas AAS

Belajar Mengetik 10 Jari

Reporter : -
Belajar Mengetik 10 Jari
Belajar mengetik 10 jari

Tadi sore dimintai tolong sama istri. Untuk pergi ke Indomaret beli beberapa kebutuhan pokok di rumah. Ada banyak printilan yang harus dibeli, dan kebetulan saja diberi catatan sama istri: beli ini, itu, dan lain sebagainya.

Kelemahan saya, saat beli tidak mau cari-cari lagi, tinggal tunjukkan catatan ke kasir. Lalu dibantu kasir menuju ke tempat ke rak barang yang mau dibeli.

Baca Juga: Ibu Bumi

Alhamdulilah kasirnya wanita. Bukan lelaki. Keberuntungan keduanya si mbaknya ramah dan akas atau cepat dalam melayani. Juga cantik, ups.

Cerita inspirasi lalu dimulai.

"Bagaimana pak, semua yang di beli dan tertulis di kertas, sudah di dapatkan semuanya ya," kata mbaknya kepadaku!

"Sebentar saya cek kembali ya mbak!"

"Ok mbak, semua pesanan istri, sepertinya sudah terbeli semua."

"Baik pak, kalau begitu kita catat dahulu semua yang dibeli ya."

"Ok, kataku!"

Dan entah kenapa kedua mataku terfokus memandang jari-jemari mbak nya yang lentik. Mengetikkan angka-angka begitu cepatnya, secara auto. Tanpa kedua matanya melihat papan keyboard di mejanya!

"Tidak bakalan salah pencet nomor ya Mbak," ujarku!

"Tidak pak, karena sudah terbiasa."

Baca Juga: Menjadi Seorang kader Itu Pilihan Bung!

"Bisa karena terbiasa ya mbak."

"Ya, begitulah pak."

"Cakep," sambil aku kasih apresiasi, memberikan jempol kananku untuk si mbaknya. Dan mbaknya tersenyum bahagia.

Dan secepat kilat. Aku memanggil ingatan lawas. Bahwa aku dahulu juga sudah pernah memiliki kemampuan mengetik 10 jari saat menjadi sales sebuah perusahaan IT di Surabaya. Karena dituntut kirim email penawaran secara cepat ke seluruh list customer yang dimiliki perusahaan. Tawarkan materi training IT.

Dan saat telah tiba di rumah. Aku pun langsung memanggil istri. Bahwa apa yang dia butuhkan sudah terbeli semua. Dan aku langsung membuka laptop di ruang belajar. Untuk memanggil ingatan dan uji coba kembali, merasai ke sepuluh jemari ini apakah masih reflek bisa digunakan buat mengetik tanpa melihat papan keyboard.

Ternyata masih bisa. Meski agak tertatih. Karena terbiasa menulis di hape. Tapi masih lumayan, gerakan jemari itu masih bisa lancar meski rada tersendat. Kudu dipraktikkan kembali!

Baca Juga: Sastra Melembutkan Jiwa!

Dan sepertinya harus mulai membiasakan kembali untuk menulis menggunakan laptop bukan dengan gawai. Kasihan kedua jempolku juga kalau menulis menggunakan hape terus.

Dan tentunya untuk mulai menulis dengan cepat menggunakan laptop dengan mengetik menggunakan 10 jari seperti mbaknya di Indomaret tadi, bukan malah mengetik dengan 11 jari, ups!

Bisa karena terbiasa. Benar sekali apa yang tadi sore dikatakan oleh mbaknya.

Dan malam ini, adalah malam pertama. Aku memulai praktik kembali. Karena aku sadar pekerjaan ku sekarang erat kaitannya dengan kegiatan menulis. Dan mengetik menggunakan 10 jari adalah sebuah keterampilan yang akan membantuku di masa depan.

Demikian.


AAS, 11 Februari 2023
Ruang Belajar Rumah Rungkut Surabaya

Editor : Redaksi