Catatan MAS AAS

Metamorfosis Sebuah Cita-cita Dalam Hidup Manusia

Reporter : -
Metamorfosis Sebuah Cita-cita Dalam Hidup Manusia
metamorfosis

"Hidup itu sendiri itu bagai mimpi bagi orang bijak, bagai permainan bagi orang bodoh, komedi bagi orang kaya, dan tragedi bagi orang miskin!"

Semua mimpi kita bakalan bisa menjadi kenyataan, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.

Baca Juga: Kampung Halaman

Penyulut manusia melakukan tindakan besar di dalam hidupnya adalah serangkaian pengetahuan, kebermaknaan, pengertian, yang mampu ia kumpul terangkai menjadi sebuah ikatan yang kuat dalam jiwanya terdalam.

Dari situ ia sebagai manusia, bisa memiliki goal kuat dalam jangka panjang yang ingin diwujudkan, bolehlah tujuan jangka panjang ini adalah disebut MIMPI. Ilalang serta duri kehidupan yang mewarnai dalam kehidupan jangka pendeknya saat mau mewujudkan tujuan jangka panjangnya, dianggap sebagai PR dalam hidup yang membuat jiwanya semakin kuat. Bukan penghalang yang melemahkan, sekali lagi bukan penghalang!
Benamkan keyakinan itu dalam benak Anda yang terdalam. Darinya lah kita masih punya semangat untuk berani hidup.

Masihkah Anda ingat? Bagaimana cita-cita Anda itu terus berubah seiring pendidikan, penyadaran yang Anda dapatkan dalam tiap jengkal perjalanan hidup Anda.

Saat SD masih ingatkan, ditanya cita-citanya, jawabnya Anda apa? Aku ingin jadi dokter, ayah. Saat SMP ditanya cita-citanya lagi oleh orang yang sama yaitu ayah Anda, jawabnya sudah berubah, aku ingin jadi Insinyur, ayah. Terus sampai Anda menjadi mahasiswa cita-cita dalam hidup itu terus bermetamorfosis seiring usia dan pengetahuan yang kita dapatkan. Masih ingat sekali dahulu waktu masih jadi mahasiswa, cita-citaku malah terlalu ketinggian, ingin jadi Presiden, atau setidaknya jadi anggota DPR RI gitu, hahaha. Kok, bisa ya, memiliki mimpi di dalam kosan saat itu bisa seperti itu, lagi sendirian, ditengah kesunyian malam yang begitu dingin di kota Malang, juga tentunya sedikit kelaparan yang mendera, jan melas banget, tapi kok ya masih bisa bermimpi hahaha.

Tentu saja yang paling salah adalah para seniorku saat itu. Karena doktrin dari merekalah yang berperan kuat menjadikan seorang kader bisa liar dan genit, memiliki mimpi dalam hidup yang mau diwujudkan. Apakah itu salah? Tidak!

Tidak salah. Karena tidak ada yang melarang tiap anak manusia memiliki sebuah MIMPI. Apapun mimpinya. Semakin kesini umur itu bertambah, pengetahuan bertambah, pergaulan semakin luas, dan tentu saja semakin banyak berkelana.

Baca Juga: Buku Baru Warisan Baru

Apabila awalnya sebuah mimpi itu selalu melangit, bermuara untuk tujuan dirinya semata. Maka selanjutnya mimpinya menjadi semakin membumi ditujukan bagi kemaslahatan orang banyak.

Coba selidiki perjalanan mimpi-mimpi yang pernah Anda miliki, Anda pernah memiliki mimpi apa saja? Dan bagaimana kabar mimpi-mimpi Anda itu kini?

Kini, diri ini begitu sangat bahagia, bilamana kehadiran diri ini bisa memberikan arti, minimal untuk teman deket, temen jauh, sekadar bisa menjadi pendengar ceritanya seorang teman yang sedang senang, sedih, sambil ngopi di warkop ataupun guyon maton di dalam kelas kumpul dengan mahasiswa telah menjadi kenikmatan yang luar biasa.

Terus mimpi kita yang lama apakah hilang? Oh, tidak. Mimpi lama kita itu telah berubah manjadi karya kecil yang mewujud nyata, yaitu menemani temen-temen kita tadi, menemani mahasiswa kita tadi dan lain sebagainya. Saat hal ini disadari sebagai sebuah tanggung jawab dan amanah dalam hidup, otomatis mimpi-mimpi yang pernah kita ucapkan dahulu, pada dasarnya sudah terwujud menjadi nyata. Hanya masalah perspektif Anda saja untuk memahami dan menerimanya.

Baca Juga: Hidup adalah Mengenai Menerima dan Memberi!

Kita Anda telah menjadi dokter, insinyur, senator, bahkan Presiden sekalipun, setidaknya untuk diri kita sendiri. Lalu dari situ kita dedikasikan jabatan itu untuk mengantarkan orang lain mewujudkan mimpi dan cita-citanya menjadi kenyataan.

Itulah hidup yang sebenarnya.

Selamat pagi, dan tetap semangat, salam literasi.

AAS, 18 Februari 2023
Emper Rumah Surabaya

Editor : Redaksi