Catatan MAS AAS

Pendukung Fanatik

Reporter : -
Pendukung Fanatik
Tempat menulis terbaik

Melihat obrolan di WhatsApp grup, hampir semua membicarakan politik. Bahas para jagoannya masing-masing, bahkan ada anggota yang sedikit malu-malu juga ada yang terang-terangan ajak anggota grup lainnya untuk sekadar aware sama calon presiden nya! Yang didukungnya.

Apa salah? Ya, namanya juga usaha.

Baca Juga: Menjadi Seorang kader Itu Pilihan Bung!

Pendukung capres ini, kefanatikan nya ngalahin pendukung fanatik sepak bola.

Akhirnya keluar rumah saja. Andok di warkop langganan. Cari ide tulisan!

Namanya saja lagi kebingungan mencari ide dan bahan gagasan yang hendak ditulis. Kalau tidak menulis, merasa bahwa hari ini hidupnya penulis sia-sia belaka. Lebay.

Ya bukan sampai begitu sih, namun faktanya demikian, guaya!

Meski sudah menulis cukup panjang, namun masih ada tanya mau menulis apa sebenarnya? Kata mentor kalau sedang menghadapi keadaan writer's block demikian, menulis saja terus.

Pengalaman membuktikan bila itu dilakukan, ide dan gagasan tulisan muncul secara auto!

Mau tidak percaya, namun nyata. Bahwa kata mentor itu ada benarnya.

Perlahan pikiran ku memberi perintah kepada kedua jempol di atas gawai, buat menulis tentang "fenomena dukung-mendukung capres yang begitu masif di WAG"!

Tidak dipungkiri, hari-hari ini di grup WhatsApp yang penulis ikuti. Isinya tidak semua anggota namun sebagian besar sedang Gandrung bahas Capres. Analisisnya anggota grup sudah seperti pakar politik dari kampus Harvard saja. Masing-masing anggota bersuara menyampaikan analisisnya pribadi yang begitu beragam.

Siapa yang dibahas, ya siapa lagi? Kalau tidak capres mereka. Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anis Baswedan.

Urutan penulisan yang penulis buat di atas, kalau bertemu pendukung fanatik di grup, langsung akan disambar dan digoreng.

"Tolong mas AAS, urutan Capres dirubah ya menulisnya, menjadi: Anis Baswedan, Prabowo Subiyanto, Ganjar Pranowo!"

Bisa jadi protes yang demikian akan terjadi. Berhadapan dengan pendukung fanatik tersebut. Itu, benar-benar menakutkan!

Tidak bisa dipungkiri lagi, dunia maya hari-hari ini bukan semarak, terjadi obrolan yang saling membangun untuk memajukan republik ini yang dilakukan oleh setiap anak bangsa.

Semua orang dan juga kelompok, sedang dihampiri semangat berkelompok, sesama pendukung capres. Mereka sudah siapkan amunisi tanpa jilid, untuk serang mendukung capres nya, dan mem-framing pemerintah RI yang sekarang, yang prinsipnya salah untuk membenarkan yang mampu atasi itu adalah capres yang didukungnya.

Dengan segala jargon dan tagline, yang membenarkan ala versinya sendiri dan kelompoknya. Pokoknya pemerintahan ini salah, layak diganti secepatnya.

Meski sudah jelas pemerintahan ini masih ada serta masih punya waktu untuk sukseskan program-programnya. Tapi dikritisi sedemikian rupa, agar bisa segera diganti secepatnya oleh capres yang didukungnya!

"Sabar diluk opo'o sih?"

Baca Juga: Sastra Melembutkan Jiwa!

Kalau sudah berbicara dukung mendukung. Sudah tidak mengenal kasta, latar, dan pendidikan. Meski profesor, doktor, magister, dan sarjana apalagi, semua merasa benar bahwa capres nya adalah manusia terbaik. Lainnya adalah salah tidak mampu dan lain sebagainya.

Sampai kapan tabiat itu bisa hilang dari perilaku anak bangsa di negeri ini, entahlah!

Melihat obrolan di WAG jadi ngeri sendiri. Semua obrolan yang terjadi sudah mengemuka emosi dan ego sektoral yang sedemikian masif. Yang intinya kelompokku harus menang, capres ku terpilih!

Mendekati hari H pemilu baik pilpres dan pilkada, sulit membayangkan yang akan terjadi!

Penulis jadi kepikiran sendiri. Negara lain tentu akan senang sekali melihat kericuhan yang terjadi di ruang publik khususnya di dunia Maya ini.

Mungkin mereka berpikir "ada barang yang bisa digarap ini!"

Tentu yang akan bisa membawa bangsa ini menjadi mandiri dan besar serta mampu berdiri di atas kaki sendiri adalah warga bangsa di negeri ini, bukan warga dari tetangga lain, negara lain.

Tapi bagaimana lagi, sudah menjadi tradisi, di tahun politik. Isi jualannya adalah persepsi, dan menjadi cara paling masif dan strategis bagi para pendukung capres, adalah selalu menjualnya. Dimana pun saja. Dan apapun platform nya.

Semua anggota grup seakan telah menjadi Ketua Partai saja. Bahwa diinstruksikan kepada semua jamaah grup buat memilih capres yang didukungnya! Diberitahu setidaknya bahwa capres nya adalah manusia terbaik di NKRI ini!

Dilawan, ditanggapi, yang terjadi, saling saur manuk tak berkesudahan hingga datangnya waktu sahur saat masih di bulan Ramadhan ini.

Baca Juga: Inspirasi Pagi

Gila bener!

Yang ketua partai nya sendiri masih tidur ngorok lupa sahur malahan.

Ada-ada saja kabar yang terjadi di negeri tercintaku ini.

Namun bagaimana lagi, benar-salah. Inilah negeri tercinta kita semua, Indonesia. Bagaimanapun harus kita rawat bersama-sama.

Meski untuk merawatnya, sebagai kaum di akar rumput tak masalah di grup WhatsApp ini kita jual beli barang perihal capres masing-masing yang dibela!

Namun jangan lupa PEMILU masih lama dan belum dimulai lombanya, mas bro. Kenapa Anda begitu bersemangat sekali jualan capres di grup WhatsApp.

Anda itu, anggota partai bukan, apalagi Ketua Partai!

Tapi kalau pendukung fanatik capres, mungkin iya. Tapi masak tiap detik tema obrolannya itu saja di grup WhatsApp?

 

AAS, 15 April 2023
Warkop Rungkut Surabaya

Editor : Wahyu Lazuardi