Catatan Mas AAS

Wis Manut Wae

Reporter : -
Wis Manut Wae
Mas AAS

Cerita pendek serupa ciuman singkat yang meninggal kan kesan panjang. Namun tulisan pada malam ini, tidak ingin bercerita soal cerpen apalagi novel.

Tulisan Ini hanya ingin memahat beragam kepingan cerita pendek dari penggalan-penggalan kehidupan yang sempat terjadi seharian ini! Selama beraktivitas di Malang tepatnya di kampus perjuangan UB.

Baca Juga: Kampung Halaman

Berangkat pagi-pagi benar, serta pulang ke rumah begitu larut dan tiba di Pesanggrahan begitu malam hampir mau berganti hari lagi. Benar-benar perjuangan. Entah berjuang demi apa, untuk siapa, buat apa?

Tulisan mau di rangkai lalu dikembangkan menjadi sesuatu yang membuka tabir juga bisa, karena kejadiannya sesederhana sebuah celotehan yang kerap terdengar dimana saja. Namun, saat seluruh panca indera terlibat, semuanya tak terasa menjadi kisah unik yang bersangkutan dengan sejarah, pengetahuan, bahkan sebuah firman dalam sebuah kitab suci!

Dan rasa percaya itu semakin mendalam saja kepadaNya!

Ya, tulisan ini tak sanggup lagi untuk diteruskan menjadi ber larik-larik lembar yang isinya berupa paragraf tentang kisah kehidupan kecil. Dilakukan oleh anak manusia dalam lakon kehidupan yang dialami satu hari ini tadi!

Malam ini sudah tiba di rumah. Sudah mandi, tubuh pun segar kembali, lalu uduk di kursi goyang kelangenan di dalam rumah sendirian, mencoba menjajal ulang untuk memotret segala yang sudah terjadi seharian ini tadi. Ada tawa, ada kernyit dahi, ada tarikan nafas panjang, dan di ujungnya kisah hanya mampu tersenyum sendirian dalam waktu nan panjang.

Dan bibir beserta lidah yang tak bertulang ini spontan ucap terima kasih kepada Sang Junjungan! Alhamdulilah.

Baca Juga: Buku Baru Warisan Baru

Wis tok penak-penak manuto aku. Jadi ingat ucapan "Pak Ndut" di Woko Chanel saja.

Namun semua kejadian seharian tadi, tidak ada yang menggerakkan sepertinya, apalagi ada sang sutradara berupa manusia di pinggir panggung sandiwara kehidupan. Tak ada orang kayaknya.

Namun, di situ ternyata ada Sang Sutradara Agung yang kalis oleh mata, namun jelas dalam ruang rasa. Jemari tak kuat lagi untuk terus memahat huruf sepertinya.

Demikian saja, selamat malam semuanya.

Baca Juga: Hidup adalah Mengenai Menerima dan Memberi!

Saatnya memberikan haknya raga untuk sekedar istirahat, karena esuk akan bekerja membuat darma kebajikan kembali semampunya untuk semesta agar menjadi lebih baik lagi!

Sekian.

Maturnuwun Gusti.


AAS, 8 JUNI 2023
Ruang Tamu Rumah Rungkut Surabaya

Editor : Yuris P Hidayat