Catatan Mas AAS

Belajar Merayakan Sebuah Keberadaan Yang Apa Adanya!

Reporter : -
Belajar Merayakan Sebuah Keberadaan Yang Apa Adanya!
Mas AAS


Mendengarkan manggungnya manuk KUTUT beserta DERKUKU. Di alam pedesaan di kampung halaman Klaten, adalah sesuatu kewajaran dan boleh dibilang menjadi sebuah tradisi yang hampir setiap rumah memilikinya.
Namun bagi seseorang yang sudah MERANTAU dan lama tidak pulang kampung!

Suara-suara kedua burung kelangenan tersebut, mampu membawa alam pikiran juga rasa ini begitu tenang dan juga damai. Suara saling bergantian di antara keduanya membawa suasana jiwa ke dimensi alam yang murni sarat dengan citarasa yang lerem serta ayem pada pagi ini. Syahdu sekali!

Baca Juga: Kekuatan Berbicara

Tak lupa seruput kopi paginya.

Belajar dari kegembiraan yang selalu dilakukan oleh kedua mahkluk Tuhan yang bersuara merdu di atas. Dalam pikiran yang menerawang jauh ke dalam tumpukan pemahaman akan ajaran-ajaran kebaikan dari setiap peradaban.

Kemudian berpikir sejenak.

"Lha yo kedua burung tersebut: baik KUTUT dan DERKUKU, kenapa keduanya bisa tampak bahagia sekali ya pada pagi ini?"

Yang dengarkan suaranya pun jadi ikutan senang dan bahagia juga.

Keduanya mengajarkan bagi sesiapa saja yang mendengarkan untuk selalu merayakan setiap hari yang baru. Dengan karya terbaik yang mampu dilakukan oleh setiap diri!

Bukan kah yang demikian itu adalah rasa syukur yang mengejawantah dalam bentuk aksi yang kongkrit?

Baca Juga: Mahasiswa Otentik

Kedua burung kelangenan di atas baik KUTUT dan DERKUKU nya mengeluarkan suara manggungnya nan elok merdu dan mampu menghipnotis manusia yang mendengar kan, seakan masuk ke alam dimensi lain.

Keduanya seakan mengajak kita berbicara, bahwa hari ini indah, bahwa pagi ini, mentari dengan sinarnya yang lembut mulai jatuh ke pelataran rumah, mengajak semua mahkluk berbahagia semua: kedua burung tersebut bernyanyi dengan suaranya, anak-anak ayam bersuara nyaring mengikuti induknya yang tengah mencari makan, serta suara kambing dan sapi tetangga yang begitu senang kala diberikan makan oleh sang tuan nya, sempurna.

Tentu saja suasana alam pedesaan yang demikian sungguh susah ditemukan saat hidup di kota.

Kesederhanaan, merasa cukup dengan apapun yang ada, dan tak sempat mendengar kebisingan suara mesin dari pabrik dan suara bising motor dari kendaraan, adalah sebuah media inkubasi bagi sang jiwa untuk berada pada situasi dan kondisinya yang azali!

Tak pelak semua fenomena yang terjadi di sini, pada pagi ini akan membuat metabolisme serta sel-sel di dalam tubuh ini menjadi baru kembali, bergerak dengan pola nya yang alami, natural, tidak terburu-buru.

Baca Juga: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!

Seturut dengan gerak dari alam semesta ini!

"Alam semesta ini tidak terburu-buru, namun semuanya tercapai!"

Maturnuwun Gusti 


AAS, 02 Juli 2023
Emper Rumah Kampung Halaman di Klaten

Editor : Yuris P Hidayat