Aktivis HMI Sorot Isu 1000 WNI Menjadi WNA Singapura

Reporter : -
Aktivis HMI Sorot Isu 1000 WNI Menjadi WNA Singapura
Dialog bertajuk “Dia Loe Gue, Pemuda Progresif: Kewarganegaraan dan Diaspora Perspektif Milenial”

Jakarta,JatimUPdate.id - Untuk memperkuat kesadaran kewarganegaraan serta memahami sudut pandang kaum Milenial tentang isu Diaspora. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Progresif menggelar dialog

Baca Juga: 2 WNA Dideportasi Imigrasi Perak

Dialog bertajuk “Dia Loe Gue, Pemuda Progresif: Kewarganegaraan dan Diaspora Perspektif Milenial” di Sadjoe Coffee, Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/7).

Hadir sebagai narasumber di antaranya: Ahmad Rifai selaku Sekretaris jenderal Central Analisa Strategis, Rosyid Hasibuan Ketua umum HMI Cabang Semarang, Riska bendahara umum KOHATI PB HMI, Jusrianto wakil sekretaris Jenderal PB HMI dan Bagas Kurniawan Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI.

Ketua HMI Progresif Sulaiman Yamlean mengucapkan terimakasih, kepada seluruh peserta dan narasumber. Sekaligus berharap diskusi tidak hanya tuntas pada sesi dialog.

“Saya ucapkan terimakasih kepada peserta dan seluruh narasumber yang telah memberikan perspektif dan diskusinya pada hari ini. Kami berharap forum ini tidak berhenti sampai disini saja, akan tetapi dapat dilanjutkan pada sesi-sesi yang akan datang” kata Sulaiman melalui keterangannya, Sabtu (22/7).

Sementara Ken Bimo Ketua Panitia, berharap terselenggaranya dialog ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya rasa nasionalisme.

“Kami berharap dengan adanya diskusi ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang pentingnya rasa nasionalisme dikalangan generasi milenial” ujarnya.

Selain itu, Ken Bimo juga menyebut, pihaknya mendorong pemerintah, agar mampu mengoptimalkan peran dan potensi generasi muda Indonesia, untuk dapat membangun negerinya tanpa harus menghilangkan kewarganegaraannya sebagai WNI.

“Kami juga mendorong pemerintah untuk mampu mengoptimalkan peran dan potensi generasi muda Indonesia,” ungkapnya.

Bagas Kurniawan selaku narasumber, juga Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI mengatakan, kewarganegaraan merupakan sesuatu yang autentik, muncul sebagai identitas dalam masyarakat modern. Sehingga diperlukan civil education menguatkan relasi pemerintah dan rakyat.

“Maka perlu civic education untuk menguatkan relasi pemerintah-rakyat tentang hak dan kewajiban guna menguatkan rasa nasionalisme pada setiap warga negara." Paparnya.

Narasumber lain Muh Jusrianto menyebut, Shifting berkewarganegaraan Singapura dari Warga Negara Indonesia bukan soal benar atau salah.

Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan adalah sisi positifnya, setidaknya bisa menjadi refleksi dari rasionalisasi mereka berpindah kewarganegaraan.

Sehingga Jusrianto mendorong pemerintah untuk meningkatkan standar dan kualitas hidup di Indonesia.

“Tentunya kita sebagai generasi milenial mendorong pemerintah agar standard of living dan quality life di Indonesia bisa ditingkatkan dan mampu berkompetisi dengan negara lain khususnya Singapura. Mulai dari education, health, transportation, salary dan lainnya.” ucapnya. (rls)

Baca Juga: Alwi Husein Al Habib: Calon Potensial untuk Musda HMI Badko Jateng 2024

Editor : Ibrahim