Ancaman Peningkatan Suhu Global

LaNyalla Minta Pemerintah Lakukan Reboisasi dan Siapkan Teknologi Pangan

Reporter : -
LaNyalla Minta Pemerintah Lakukan Reboisasi dan Siapkan Teknologi Pangan
LaNyalla Mahmud Mattalitti

Surabaya,JatimUpdate.id - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah untuk bersiap menghadapi ancaman peningkatan suhu global.

Hal itu untuk merespon data yang dilansir World Meteorological Organization (WMO) yang memperkirakan intensitas kejadian ekstrem seperti kekeringan dan kelangkaan pangan serta kelaparan global.

Baca Juga: Sorot Bunga Pinjol, LaNyalla Minta KPPU Lakukan Penyelidikan

Bahkan, WMO memprediksi intensitas ancaman tersebut akan semakin tinggi dalam tempo waktu satu hingga lima tahun ke mendatang. 

"Artinya, kita harus bersiap dari sekarang memperbaiki lingkungan hidup kita. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah reboisasi dan menyiapkan bioteknologi pertanian," kata LaNyalla di sela kegiatan resesnya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (4/8).

Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, ancaman suhu global memicu fenomena ekstrem di beberapa kawasan dunia yang bukan hanya menelan korban jiwa, tetapi juga memberikan pengaruh ekstrem dan menyebabkan gagal panen.

"Ancaman kelangkaan pangan pun semakin nyata. Fenomena ini berpotensi meluas ke seantero dunia, termasuk Indonesia," jelas LaNyalla.

LaNyalla menilai hal ini tak bisa dianggap sepele, karena potensi kelangkaan pangan dapat berlangsung cukup lama dan berdampak sangat serius. Menurut LaNyalla, pangan merupakan kebutuhan mendasar yang bisa memicu terjadinya gejolak di dalam negeri.

Baca Juga: Pantau Kegiatan Upgrading Asesor Kompetensi, LaNyalla Ingatkan Soal Kompetisi Global

"Ancaman krisis pangan berdampak sistemik kepada seluruh sektor, baik keamanan, situasi politik dan lain sebagainya. Tentu harus diantisipasi dengan baik dengan skema yang benar," tutur LaNyalla.

Sebagaimana diketahui, pada 27 Juli lalu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengumumkan bahwa era pemanasan global telah berakhir dan era pendidihan global telah tiba. Ia menegaskan bahwa kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat celsius akan sulit ditahan apabila tidak ada aksi radikal semua negara dan lembaga global.

Catatan WMO dan program Copernicus menunjukkan bahwa rata-rata suhu permukaan bumi sepanjang bulan Juli kemarin melonjak tajam. Rata-rata suhu global hampir mencapai 17 derajat celsius.

Baca Juga: Apresiasi Proposal Kenegaraan DPD RI, ICMI Siapkan Forum Diskusi Khusus

Angka ini terpaut cukup jauh dengan catatan suhu terpanas sebelumnya, yakni pada Juli 2019 lalu yang berkisar 16,63 derajat celsius.

Data pantauan iklim global menunjukkan bahwa Juli 2023 telah mencatatkan sejumlah fenomena alam yang ekstrem. Melaporkan adanya periode tiga minggu terpanas sepanjang sejarah, rekor tiga hari terpanas (5-7 Juli), dan temperatur suhu lautan tertinggi selama 12 bulan terakhir.

WMO memperkirakan intensitas kejadian ekstrem seperti ini akan semakin tinggi. Hampir dapat dipastikan bahwa rekor terpanas suhu global akan tercapai lagi sepanjang 1-5 tahun mendatang.(Roy)

Editor : Ibrahim