TPID Kabupaten Pidie Berkomitmen Tekan Inflasi

Reporter : -
TPID Kabupaten Pidie Berkomitmen Tekan Inflasi
PJ Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto M Si

Sigli – JatimUpdate.id - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Pidie, berperan aktif melaksanakan berbagai upaya menekan angka inflasi di daerah. 

Keseriusan Pemkab Pidie, dipaparkan saat mengikuti rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi daerah bersama Kemendagri.

Baca Juga: Pj Bupati Pidie dan Pj Ketua TP-PKK Pidie Sambut Hari Raya Idul Fitri Bersama Warga

Pemkab Pidie sangat serius menekan angka inflasi di daerah, kata Penjabat Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto M Si, keseriusannya diwujudkan dengan melakukan beberapa langkah tersruktur dan terukur.

Wahyudi menyebut, upaya yang sedang dilakukan adalah dengan budidaya bawang merah di Pidie. 

"Hal ini sudah kami sampaikan saat Kunjungan dengan Dirjen Holtikultura Kementan RI," ujar Wahyudi 

Bahkan, perkembangan penanganan inflasi di Pidie, kata Wahyudi sudah disampaikan, sebagai bahan laporan perkembangan Daerah dan Inflasi, saat Silaturahmi dengan KSP Moeldoko di Jakarta 

Selanjutnya, Wahyudi Adisiswanto telah memerintah Dinas Pertanian dan Pangan untuk berkerja sama dengan Dinas Pertanian Propinsi Aceh.

"Bukan hanya sampai disitu, per Januari – September 2023 berbagai upaya penanganan inflasi terus dilakukan oleh Pemkab Pidie, diantaranya sidak pasar, opera pasar murah, penyaluran bantuan ketahanan pangan, bansos, menjaga pasokan barang, pasar kontrol, budidaya bawang merah, dan membuka posko pangan," paparnya.

Upaya-upaya ini, kata Wahyudi terus dilakukan guna menekan Inflasi, bahkan Pemkab Pidie mengalokasikan anggaran untuk penanganan Inflasi pada 2023.

Baca Juga: Malam Takbir Akbar Bersama di Masjid Akbar Al Falah, Kabupaten Pidie Aceh, Dihadiri Pj Bupati

“Dalam dua tahun terakhir Pidie bisa menurunkan angka inflasi. tahun 2022 inflasi menjadi deflasi 0,3 persen, yang disumbangkan dari bawang merah, dan pada tahun 2023 inflasi menjadi deflasi 0,11 persen,” ujar Wahyudi.

Wahyudi Adisiswanto juga menjelaskan bahwa kenaikan harga beras bukan hanya terjadi di Aceh, kenaikan beras bahkan terjadi di Indonesia.

Sementara itu di kutip dari Kompas.tv Harga beras per 11 Oktober mulai turun harga, terutama beras yang berasal dari Pidie mengalami penurunan harga. 

Beras premium maupun medium untuk ukuran 15 Kg per sak mengalami penurunan harga 5000 rupiah, dulunya harga 205.000 menjadi 200.000.

Baca Juga: Penjabat Bupati Pidie dan Sekda Gelar Silaturrahmi dan Buka Puasa Bersama Insan Pers

Sedangkan untuk beras premium dulunya harga 215.000 mengalami penurunan harga menjadi 210.000.

Sentra produksi beras terutama di Sigli Pidie sudah mulai panen, sehingga pekan ini, stok beras dari Sigli Pidie cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan harga beras cadangan pemerintah yang berasa dari Bulog, juga masih bertahan dengan harga lama, 57 ribu persak ukuran 5 kilogram dan 11.500 untuk harga eceran.

Salah satu penyebab terjadinya kenaikan harga beras disebabkan fenomena El-Nino. Akibat kemarau berkepanjangan menyebabkan harga pangan kebutuhan masyarakat mengalami kenaikan. (#)

Editor : Redaksi