Hentikan Ngoplos BBM Subsidi dengan Nonsubsidi

Reporter : -
Hentikan Ngoplos BBM Subsidi dengan Nonsubsidi

Jakarta,JatimUPdate.id-Tahukan Anda dampak dari mencampur bahan bakar minyak (BBM) subsidi dengan nonsubsidi? Risiko mencampur Pertallite dengan Pertamax, pelan tapi pasti seperti minum es campur yang keseringan. 

Seperti diketahui pada awal bulan lalu sejumlah harga BBM nonsubsidi mengalami penaikan. Termasuk BBM atau bensin Pertamax juga mengalami penaikan harga yang makin menjauh dengan Pertalite.

Seperti di DKI Jakarta dan sekitarnya harga Pertamax 92 kini jadi Rp 14.000/liter. Akibat perubahan harga tersebut, yang biasa menggunakan Pertamax mengalami keberatan dan mencampur dengan Pertalite.

Namun, ternyata mencampur Pertalite dengan Pertamax sama berisikonya, seperti manusia sering minum es campur. Akibatnya manusia mengalami diabetes atau penyakit gula darah yang berisiko tinggi mengundang banyak penyakit lainnya. 

Efek pada mesin sering mencampur Pertalite dengn Pertamax, oleh ahli ITB disebut harm effect. Hal ini diungkapkan Prof Tri Yuswidjajanto, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) dan juga peneliti LAPI ITB.

Tri Yuswidjajanto meminta agar pemotor atau pemobil meninggalkan kebiasaan tersebut karena bisa berakibat buruk untuk motor. Sering mencapur Pertalite dengan Pertamax memang tidak langsung dirasakan namun bisa merusak mesin lama-lama.

"Sebaiknya kebiasaan mencampur bensin ditinggalkan karena mengundang harm effect (efek berbahaya)," ungkap Tri Yuswidjajanto belum lama ini.

Kebiasaan tersebut malah berdampak pada berkurangnya kadar detergen yang terdapat dalam BBM Pertamax tersebut. Selain itu juga, alih-alih mendapatkan kadar oktan yang tinggi, yang terjadi malah deposit semakin bertumpuk.

Akibat dari zat aditif dan detergen yang menurun, bisa berakibat menyumbat injektor dan kepala klep serta kepala piston menjadi berkerak. "Pembakaran yang sempurna memang menghasilkan deposit pada ruang bakar (piston) dan hal tersebut memang wajar,” lanjut Tri Yuswidjajanto.

Penggunaan bensin juga memengaruhi banyaknya deposit yang dihasilkan olah ruang bakar.

Seperti penggunaan Pertamax pada motor injeksi, efeknya memang menghasilkan deposit yang banyak ketimbang Pertalite. Akan tetapi, hal tersebut justru efek dari pembersihan injektor dan ruang katup yang optimal, sehingga menghasilkan deposit yang cenderung banyak ketimbang Pertalite. "Deposit yang menempel pada injektor itu maksimal 15 persen, sedangkan untuk ruang katup ketebalannya 50 mg lalu untuk ruang bakar (piston) sebesar 40 persen," ujar Tri Yuswidjajanto.

Jadi jangan heran kalau sehabis menggunakan Pertamax, deposit yang timbul lebih banyak dari Pertalite, karena memang merontokan deposit di injektor dan ruang katup atau saluran isap. Di tambah lagi jika kebiasaan mencampurm bensin terus dilakukan, bisa berakibat mesin menjadi ngelitik dan yang parahnya performa motor jadi menurun. (Dari berbagai sumber)

Editor : Yoyok Ajar