Catatan Mas AAS

Jalani Saja, Klangenan Hidup Yang Disenangi

Reporter : -
Jalani Saja, Klangenan Hidup Yang Disenangi
Mas AAS

Apa patut kita berhenti? Setelah meraih sesuatu di dalam hidup!

Sekali-kali tidak!

Baca Juga: Challenge Dari Kolega

Hidup tidak linier, hanya sekadar: lahir, sekolah, bekerja miliki karir, berkeluarga, lalu akhirnya pulang kepada Sang Pencipta, mati. Adalah bisa diraih oleh setiap pria juga wanita. Siklus hidup memanglah demikian.

Namun, pernahkah kita, bertanya sesuatu yang besar ke dalam diri: "Apa hidup yang demikian yang aku cari?"

Silakan digagapi sendiri-sendiri. Karena penulis juga sedang melakukan itu, pagi ini!

Sedikit mengambil inisiatif: melakukan inovasi, membela tujuan, dan berani bertekun mencapainya untuk meninggalkan sebuah legacy di dalam hidup.

Terus menerus pertanyaan besar tersebut. Membombardir diri ini. Ini benar-benar sebuah hidup yang layak diperjuangkan. Karena hidup sendiri itu adalah sebuah anugerah.

Ini tak mudah diceritakan hanya bisa dijalani. Sambil terus menjadi seorang manusia. Yang mau terus belajar, mau terus bertindak, dan mau tanpa henti untuk terus meraba dan mengevaluasi diri: sudah sejauh mana melangkah, dan sudah sejauh apa potensi diri dikeluarkan. Dan diperuntukkan untuk apa semuanya itu?

Ini adalah sebuah kesadaran. Ini adalah sebuah pengetahuan. Ini adalah sebuah mindset. Ini adalah penemuan sebuah passion dalam hidup.

Ini semacam sebuah ikigai! Bagi warga di Negeri Matahari terbit.

Ini sebuah kelangenan! Menjadi anak bangsa di Nusantara ini. Bahwa hidup harus terus menyala: menerangi diri dan orang lain sebanyak mungkin.

Ini adalah kerja-kerja organik. Dilakukan terus menerus. Oleh setiap orang yang pernah _mangan bangku sekolahan_ tentunya. Ia diajar untuk bisa menjadi *terpelajar*. Ia mesti tidak bakalan bisa diam, ia terus bergerak untuk menjadi versi sempurna dari dirinya sendiri.

Ia menjadi manusia mahkluk semesta: yang memiliki spirit, dan memiliki keberanian bertindak, serta mempunyai visi di dalam hidupnya.

Baca Juga: Melarung Rindu Kepada Mandala di Gunung Arjuna Batu Malang!

Setiap hari yang baru. Dan pagi hari yang selalu datang. Manusia yang tidak linier hidupnya: memiliki alasan kuat untuk menyambut datangnya kehidupan saat mentari itu datang menyinari bumi. Dari ufuk Timur setiap harinya.

Ia hirau untuk terus berjalan merayakan sebuah berkat hidup. Dalam setiap harinya.

Lalu bertekun untuk memperindah *semesta*. Dengan kerja-kerja profesional dalam profesi yang disandangnya!

Ia tak pernah sepi untuk membuat sebuah kontribusi. Ia memiliki alasan yang jelas kenapa mesti masih hidup pagi ini. Bukan untuk *sekadar hidup*!

Ia bertarung melawan dirinya sendiri, bukan orang lain.

Bukankah hidup yang demikian. Benar-benar menyehatkan bagi jiwa, menenangkan hati, dan mencerdaskan pikiran.

Baca Juga: Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?

Terus belajar, terus bekerja, terus berkarya. Menyempurnakan dirinya untuk menjadi versi autentik dirinya yang utuh.

Di mana saja manusia tersebut sedang bekerja. Mengabdi pada kehidupan.

Penulis sih yes. Dengan pikiran spontan yang muncul di atas! Saat baru bangun dari tidur panjang semalam.

Bukankah kebahagiaan datang saat manusia percaya akan sesuatu yang dilakukan. Tahu apa yang dikerjakan. Dan bisa mencintai apa yang dilakukannya!

AAS, 13 Februari 2024

Warkop Cak Man Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin