Catatan Mas AAS

Momong Kahanan!

Reporter : -
Momong Kahanan!
Mas AAS

Di sebuah rumah tangga: terdiri dari orang tua dan beberapa anak-anak nya. Tengah berpikir berdiskusi tentang solusi terbaik akan persoalan keluarga yang dialaminya!

Tak jarang friksi terjadi, karena sebuah perbedaan perspektif dalam memberi solusi. Apalagi di level organisasi, institusi, menjadi besar resonansinya kalau itu terjadi di level negara!

Baca Juga: Challenge Dari Kolega

Hanya saja sebagai insan dan manusia yang sudah berani hidup. Dan sudah memamah segudang pengetahuan, informasi, dan beberapa teladan hidup serta pepatah-petitih narasi di dalam kehidupan yang sudah dilewati.

Ia harus bergerak, seturut suara dalam jiwanya yang pure murni. Tidak ter-kooptasi anasir-anasir yang datang silih bergantian dari luar diri, yang pada akhirnya sebagai individu menggagalkan keberaniannya ia tidak berani bersuara! Kalau demikian yang terjadi, boleh jadi kemanusiaan diri ini sebagai manusia sudah berbelok dari rel sebuah perjalanan. Segera kembali ke barak!

Kebenaran di dunia ini relatif adanya. Segala macam aksesoris yang melekat dalam kepangkatan, gelar, dan strata sosial seseorang dan komunitas. Tidak bisa menjadi alat ukur yang mutlak untuk mendikte sebuah kebenaran mutlak.

Sehingga diskursus soal pilihan solusi dan bagaimana mesti bersikap tidak mesti seragam. Apalagi dalam momen politik seperti akhir-akhir ini. Di mana terminologi frasa politik ini tidak bisa lepas dari nir tujuan: penggagas, peletup, pemicunya!

Apalagi hanya berpijak kepada kemauan dan pemikiran dari variabel pendukung seorang calon. Meski dilengkapi dengan beragam argumentasi keagamaan yang menyiratkan sebuah pemaksaan terselubung untuk sekadar mengiyakan. Segala pemikirannya!

Baca Juga: Melarung Rindu Kepada Mandala di Gunung Arjuna Batu Malang!

Sepertinya fenomena yang penulis anyam di atas. Secara masif menghampiri ruang-ruang privat, sosial, dan komunal kita sehari-hari.

Masih tetap di warung kopi langganan. Sembari menemani Mbok Dadapan buka lapak jualan baju bekasnya. Mister AAS tetap saja menulis secara konsisten mendokumentasikan fenomena kekinian yang terjadi.

Urip Iku Urup. Sekecil apapun meski kita harus kontribusi kan untuk negeri tercinta ini. Negeri ini tetap harus besar. Negeri ini tetap harus jaya. Negeri ini tetap harus makmur. Dan negeri ini tetap harus berlanjut.

Baca Juga: Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?

Jangan segan beropini dan bersuara, suarakan nurani mu terdalam dalam labirin jiwamu. Bukan dalam labirin kelompok, organisasi, bahkan partaimu.

Karena sing ketok iku dudu!


AAS, 4 Februari 2024
Warung Kopi Langganan, Rungkut Surabaya

Editor : Redaksi