BEI Sebut Tiga Tujuan Utama Dalam Berinvestasi di Pasar Modal

Reporter : -
BEI Sebut Tiga Tujuan Utama Dalam Berinvestasi di Pasar Modal
Kantor BEI

Jakarta _ JatimUPdate.id – Tahun ini memasuki Tahun Naga, menurut perhitungan Imlek. Sebagian Investor saat ini bersiap-siap menyusun portofolio Investasi untuk mengalokasikan dana jangka panjang demi kebutuhan masa depan.

Menurut Corporate Secretary BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, bahwa seperti yang dipelajari dalam teori Investasi, semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dalam jangka panjang, semakin besar nilai uang yang harus dipersiapkan karena ada faktor Inflasi setiap tahun.

Namun, kata Primadi Nurahmad, sebelum memulai investasi, terlebih dahulu harus memahami tujuan dari Investasi yang dilakukan.

Pasalnya setiap orang memiliki tujuan investasi yang berbeda- beda sekaligus akan menentukan jenis-jenis investasi yang akan dipilih. 

" Secara umum, ada tiga tujuan utama dalam berinvestasi, yakni mendapatkan Keamanan Dana yang kita Investasikan dalam jangka panjang, mendapatkan hasil Investasi, dan memperoleh keuntungan dari Modal yang ditanamkan," kata Primadi pada waktu lalu, Senin ( 12/2/2024 ).

Dia menegaskan,tidak ada Investor yang mau mengalami kerugian, sehingga faktor Keamanan menjadi sangat penting dalam memilih jenis Investasi. 

Oleh karena itu,lanjut primadi.Jangan sampai  terjebak pada Investasi bodong yang menawarkan iming-iming hasil Investasi atau Return yang tinggi. 

Selain itu, imbuhnya,  perlu mempelajari pengelola Investasi atau pihak yang menawarkan Investasi.

Bahkan ada baiknya  berinvestasi pada Instrumen Pasar Modal yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Primadi menyebutkan, ada banyak Oroduk Investasi di Pasar Modal, mulai dari produk yang memiliki risiko investasi paling rendah hingga risiko yang paling tinggi.

Beberapa produk investasi tersebut terdiri dari, Surat Utang Negara, Reksa Dana, Saham, dan Produk - Produk Derivatif.

Berbagai produk pasar modal tersebut diperdagangkan secara transparan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui perusahaan efek dan manajer investasi yang diawasi OJK.

Dia mengungkapkan, besaran hasil Investasi yang diharapkan turut menentukan pilihan Investasi.

Biasanya hasil investasi ini berkaitan dengan jangka waktu investasi yang diharapkan. Ibarat menanam jagung yang hanya butuh waktu 3 bulan untuk bisa dipanen dibandingkan dengan menanam kelapa sawit yang membutuhkan waktu 5 tahun untuk menikmati hasil panen buahnya.

Jika dibandingkan, maka hasil panen kelapa sawit tentu jauh lebih besar dibandingkan hasil panen jagung jika ditanam di luas area yang sama. 

Oleh karena itu, terang Primadi.Semakin pendek jangka waktu investasi, maka semakin kecil kemungkinan return yang diperoleh, karena investor harus memilih produk-produk yang risiko investasinya lebih rendah.

Sebaliknya, jika jangka waktu investasi masih panjang, maka peluang untuk mendapatkan Return Investasi yang besar akan semakin besar pula.

Berikutnya adalah pertumbuhan dari modal yang dialokasikan oleh Investor ke produk-produk Investasi.

Sebetulnya hampir sama dengan hasil investasi, jika investor ingin modalnya bertumbuh dengan besar, maka dia bisa memilih untuk berinvestasi langsung untuk membangun bisnis. 

Hanya saja,terang Prmadi, yang perlu perhatikan adalah risikonya. Dengan membangun Bisnis mungkin akan menghasilkan return yang berlipat ganda dari modal yang ditanam, misalnya seperti membuat usaha butik pakaian, atau membangun brand kosmetik sendiri karena terpukau oleh kesuksesan para influencer di sosial media.

Akan tetapi, terdapat risiko bisnis yang harus dihadapi jika kita tidak cukup menguasai bisnis tersebut.

Oleh karena iitu, tambah Primadi, jika tidak mengusasai Investasi langsung, bisa memilih Investasi Portofolio di Pasar Modal.

Cukup dengan membeli saham perusahaan atau surat utang korporasi (obligasi), artinya,tidak perlu menjadi pengelola, namun cukup menjadi pemegang saham atau pemberi pinjaman dalam bentuk surat utang.

Akan tetapi, tetap saja ada risiko investasi yang harus dihadapi dan harus dipelajari terlebih dahulu. 

Meskipun begitu, risiko yang dirasakan tentunya akan lebih rendah dibandingkan dengan risiko dari membangun bisnis sendiri.

Jika belum memiliki waktu untuk mempelajari Risiko Investasi dari Saham dan Surat Utang, berarti harus siap dengan Pertumbuhan Modal yang lebih terbatas, misalnya dengan membeli reksa dana, menanamkan dana di koin emas, berinvestasi emas online, dan berinvestasi pada produk lain yang lebih mudah dipahami. 

" Oleh sebab itu, ingatlah prinsip dalam berinvestasi, “high risk, high return, low risk, low return”. Jadi jangan coba-coba untuk berinvestasi pada produk portofolio investasi tanpa mempelajari risikonya," demikian Primadi.( dji )

Editor : Miftahul Rachman