Catatan Mas AAS

Membangun Personal Branding

Reporter : -
Membangun Personal Branding
Keterangan Foto:- Catatan Mas AAS

Tentu setiap orang memiliki sebuah alasan. Saat melakukan sesuatu. Begitupun dalam kegiatan menulis yang saya lakukan selama ini. Apa saja sih motif yang saya miliki, kenapa mesti harus menulis setiap hari. 

Check it out!

Baca Juga: Challenge Dari Kolega

Kenapa saya menulis? Karena dengan menulis. Saya bisa melipat waktu, di mana saja saya hadir. Dan waktu begitu cepat berlalu.

Kenapa saya menulis? Karena saya ingin menuturkan sebuah peristiwa yang apa adanya: ada tangis, ada tawa, ada harapan, ada kegagalan, dan ada mimpi yang akhirnya bisa diwujudkan oleh anak manusia di dalam hidupnya.

Kenapa saya menulis? Karena saya ingin membangun personal branding Bahwa saya tidak sekadar egois saat memungut informasi melalui buku bacaan, diskusi dengan ahli, dan ikut konferensi. Semua hanya menjadi menara gading berserak dalam tumpukan informasi di dalam kepala dan menjadi sampah saja. Saya merubahnya menjadi sebuah prosa dan bisa dibaca menjadi informasi bagi orang lain, dalam sebuah sudut pandang yang saya mau terjadi. 

Menarik apa yang disampaikan oleh penyair William Stafford: "Seorang penulis bukan hanya seorang yang ingin mengatakan sesuatu. Tetapi juga orang yang telah menemukan bagaimana cara mengatakannya!"

Kenapa saya menulis? Karena menulis dapat menunjukkan apa saja yang bisa saya berikan kepada pembaca: cerita inspiratif, sikap hidup yang optimis sembari berusaha keluar dari keruwetan hidup yang tengah dialami. Berhenti menulis, bisa memutus komunikasi saya dengan pembaca. Karena setiap kata, kalimat, dalam setiap tulisan pasti ada jodohnya, ada pembacanya, yang dapat mengambil manfaatnya.

Kenapa saya menulis? Karena dengan menulis melatih cara berpikir saya lebih terstruktur, runtut, dan mudah dipahami oleh audiens. Karena setiap menulis, saya mesti berpikir. Apa pokok kalimat dalam setiap paragraf yang dibuat. Lalu paragraf itu harus saya jelaskan dengan kalimat penjelas yang singkat. Dan antar paragrafnya harus tetap terhubung menjadi sebuah cerita yang lengkap: ada pendahuluan, lalu isi, dan kemudian ditutup dengan sebuah simpulan. Perilaku menulis yang demikian setidaknya memengaruhi dalam berpikir juga berpola demikian. Setidaknya hal itu yang saya alami sekarang.

Baca Juga: Melarung Rindu Kepada Mandala di Gunung Arjuna Batu Malang!

Kenapa saya menulis? Karena menulis dapat secara auto meningkatkan kreativitas yang saya alami. Kebiasaan saya mengamati, mendengar, merasakan, segala fenomena yang terjadi di ruang privat dan publik. Pikiran ini terus berpikir keras, bagaimana peristiwa bisa disuguhkan ke hadirat pembaca dengan baik. Kadang kala solusi akan banyak hal bisa ditemukan secara spontan, dari kebiasaan menulis tersebut. Ketika saya menulis, saya terus membenamkan diri dalam mode manusia kreatif.

Kenapa saya menulis? Karena lewat sebuah tulisan. Ada kesempatan banyak saya berbagi kepada orang lain. Saya sangat percaya bahwa kata-kata yang tertulis lebih memungkinkan adanya kebebasan berekspresi dibanding saat melakukan komunikasi secara verbal dengan orang lain. Bahkan dengan menulis dapat menjadi cermin bagi apapun yang menjadi keyakinan saya. Apa yang saya pikirkan dan bisa saya sampaikan dengan cara yang berbeda, seturut kemauan saya.

Itulah segenap motivasi yang saya miliki. Kenapa saya mesti terus menulis. Dan pada kahirnya. Saya percaya satu hal di dalam hidup yang saya jalani sekarang. Bahwa untuk menjadi penulis yang berhasil. Menulis setiap hari adalah *koentji* nya. Baik saya sedang menginginkan atau tidak untuk menulis. Itu rumus saya, tentu Anda para pembaca akan memiliki rumus yang berbeda!

 

Baca Juga: Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?

 

AAS, 19 Februari 2024

Warung Kopi Karmen Surabaya

Editor : Redaksi