Catatan Mas AAS

Hasrat Menulis Sesuatu

Reporter : -
Hasrat Menulis Sesuatu
Mas AAS

Aku ingin sedikit bertanya kepada Anda. Apa yang bisa Anda tulis. Disaat hanya memiliki sedikit waktu, hanya 30 menit saja. Tetapi diri Anda begitu berhasrat menulis sesuatu, untuk memulai hari?

Itu juga yang terjadi pada diriku saat pagi ini. Ada hasrat ingin menulis sesuatu, tetapi rada ragu mau memulai dari mana menulisnya?

Baca Juga: Ontran-ontran Bak Sinetron FTV: Sebuah Drama yang Terus Berlanjut

Hanya bisa menatap layar hape saja, dan kedua jempol hanya bisa bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri. Tanpa bekerja segera menyentuh layar hape untuk mulai menulis via keypad smartphone.

Tidak jarang fenomena yang seperti demikian menghampiriku.

Apa yang dirasakan seorang kawan, saat dia gagal menjadi legislator pada pemilihan caleg kemarin? Juga apa yang dirasakan bagi yang mujur, karena berhasil terpilih bisa melenggang duduk di gedung parlemen.

Tentu yang gagal dan yang berhasil sama-sama tengah berpikir so what?  Yang gagal berpikir kembalikan biaya pinjaman logistik, yang berhasil berpikir mewujudkan janji-janji selama kampanye kemarin. Masak menjadi legislator hanya senang datang rapat, makan dan minum, di gedung parlemen, lalu awal bulan terima honor, lupa sesuatu yang harus diperjuangkan. Hanya bisa meng-capture ulang hasil obrolan dengan seorang kolega pada suatu ketika.

Itu perihal legislator, para caleg yang sudah berjuang meraih mimpinya, menjadi seorang legislator. Hasilnya ada yang nyungsep ada juga melenggang berjalan gagah di karpet yang merah saat nantinya dilantik.

Baca Juga: Urip Ayem Tentrem: Menikmati Gending Lawas di Emper Omah

Cerita tak kalah hebohnya. Para paslon capres sudah berakhir masa bertandingnya dalam acara pemilu kemarin. Dan yang menang menurut data quick count sudah bersiap susun strategi ajak Paslon yang kalah ke kabinet. Di akar rumput yang notabene para kelas menengah, kaum cerdik pandai, masih saja berdebat berlarut-larut di grup WhatsApp bicarakan perihal pilpres dan Paslon kemarin. "Ayuk bangun segera kembali ke barak, untuk bekerja kawan!"

Bingung mau menulis apa pada pagi ini. Ternyata tetap saja memaksa kedua jempol untuk menyentuh layar hape lalu menulis. Berbekal berita dan gambar meme yang diunggah oleh anggota di grup WhatsApp. Cukup sudah menjadi bahan tulisan. Tidak mudah mengucapkan keberhasilan yang diraih orang lain, ternyata masih menjadi perilaku negatif yang dimiliki oleh sebagian masyarakat kita. Karena bisa jadi mereka juga belajar dari para pemimpinnya yang ada di negeri ini, rada susah melakukan hal tersebut.

Sepertinya begitu senang melihat kesusahan, kegagalan, yang dialami orang lain, lebih kuat vibrasinya. Daripada yang sebaliknya. Yaitu melihat keberhasilan yang dialami orang, kelompok lain.

Baca Juga: Inspirasi dari Kebaikan Kecil

Apa itu handicap yang senantiasa menyertai dalam kehidupan masyarakat kita sehari-hari. Jangan-jangan diri ini saja yang salah melihat dan merasakan sesuatu yang terjadi...semoga begitu.

 

AAS, 01 Maret 2024
Emper Rumah Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin