Catatan Mas AAS

Cintailah Apa Yang Kau Kerjakan, Termasuk Menulis!

Reporter : -
Cintailah Apa Yang Kau Kerjakan, Termasuk Menulis!
Mas AAS

Kata siapa mengarang itu gampang. Kata siapa juga mengarang itu fun!

Sekali-kali itu tidak benar. Mengarang itu gampang, karena seorang Arswendo Atmowiloto piyantun dari Solo, yang mengatakan hal tersebut. Telah berbilang detik, menit, jam, hari, Minggu, bulan, dan tahun yang sedemikian lamanya berlatih menata huruf-huruf latin menjadi sebuah tulisan yang kreatif, hidup, dan memiliki daya menggetarkan, menggerakkan pembacanya untuk melakukan sesuatu. Pekerjaannya sebagai wartawan pada masa lalunya, memberi kesempatan seorang CEO Majalah Monitor saat itu, punya kesempatan yang banyak dalam menuangkan tulisan jurnalistik yang begitu ciamik.

Baca Juga: Ontran-ontran Bak Sinetron FTV: Sebuah Drama yang Terus Berlanjut

Sekali-kali itu tidak benar. Mengarang itu fun, karena dosen dari UI yang mengatakan itu juga telah menjalani latihan menulis yang sedemikian lama dan panjangnya. Ia mempraktekkan apa yang disampaikan oleh Malcolm Gladwell: "Seseorang akan menjadi ahli dalam suatu bidang tertentu yang diinginkan setelah ia melakukan dan mempelajarinya dalam waktu 10.000 jam!"

Siang ini, diriku juga benar-benar mengalami sebuah kesulitan. Hampir 1000 kilometer telah melakukan perjalanan dari kota pahlawan ke Solo, lalu berkeliling daerah JOGLO SEMAR (Jogja, Solo, Semarang). Dan siang menjelang sore ini melakukan perjalanan pulang ke kota pahlawan, kembali ke tanah perantauan. Menjemput rejeki mencari nafkah.

Berada di rest area Jombang. Mencoba melepaskan penat, juga melepaskan ide dan gagasan dalam wujud sebuah tulisan. Tentang sebuah spirit melanjutkan kehidupan setelah meneguk sebuah api kehidupan di kampung halaman.

Suasana yang remang, nuansa yang temaram, tak pelak memantik sebuah panggung hidup. Mau kemana dan meraih apa di waktu mendatang. Waktu singkat saat singgah di kampung halaman, mencoba men-tera jatidiri kehidupan di masa-masa mendatang. Lalu berpijak kepada kemampuan dan keterampilan apa yang mana? Sehingga sebuah kemampuan itu benar-benar otentik dimiliki oleh diri ini, berangkat dari sebuah pelatihan yang sedemikian panjangnya dalam memahat sebuah huruf yang dianyam menjadi sebuah tulisan. Terus menerus setiap hari dilakukan.

Sepertinya menulis benar-benar telah membuat diriku mencanduinya. Caraku menikmati dalam menulis, telah menjadi jalan pintas untuk menemukan jalan exit yang diriku alami. Menulis sesuatu mampu membuat diriku seperti hidup kembali, segar kembali, semangat kembali. Dan ingin segera berlari kembali menjalani sebuah rutinitas pekerjaan yang tak bisa hilang dari kegiatan memahat huruf.

Selama dua hari di kampung halaman. Diri terpesona akan suasana di kampung halaman. Namun pada malam hari yang panjang. Di emper rumah kampung halaman diri ini begitu terpesona dengan pendekar pena tanah air yaitu: Mahbub Djunaidi dan Putu Wijaya. Keduanya berbeda dalam genre menulisnya. Namun keduanya begitu sama dalam membuat aksara yang sarat dengan sastra yang begitu tedas menggergaji ruang kesadaran ku, saat di malam-malam yang sepi di kampung halaman kemarin!

Baca Juga: Urip Ayem Tentrem: Menikmati Gending Lawas di Emper Omah

Aku hanya menyampaikan saja kehebatan kedua tokoh pendekar pena di atas. Sambil menunggu rasa lelah ini sedikit hilang sebelum lanjutkan perjalanan. Selain menyeruput kopi pahit dan juga ngudud. Caraku melarikan dari rasa penat yang menghampiri adalah dengan menulis. Iya menulis.

Setelah melakukan nya. Kemudian titip simpan tulisan di platform FB, juga dishare di komunitas WhatsApp grup. Lelah pun pergi dan pedal gas mobil itu, siap aku geber kembali menuju gubug tercinta di Rungkut Surabaya.

Pada ujungnya kegemaranku dalam menulis ini. Akan berakhir dan mengantarkan diriku ke mana? Pada waktu sore ini, diriku pun masih rada bingung. Menulis ya menulis saja, titik!

Karena dalam menulis sesuatu aku tidak ingin menunggu. Seperti yang dikatakan oleh Stephen King: "Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri!"

Baca Juga: Inspirasi dari Kebaikan Kecil

Ternyata modal untuk menjadi diri sendiri itu tidak mudah Ferguso! Jadi tetap saja menjadi diri sendiri, dan terus cintailah kegiatan yang sedang engkau jalani.

Sore ini, mencoba memotivasi diri sendiri. Saat mencintai kegiatan menulis dengan penuh visi. Masak berharap dimotivasi dirimu terus setiap hari, kan gak asyik!

 

AAS, 04 Maret 2024
Rest Area Jombang

Editor : Nasirudin