Catatan Mas AAS

Kriwikan Dadi Grojokan

Reporter : -
Kriwikan Dadi Grojokan
Mas AAS

Setengah hari ini tadi. Boleh dikatakan penulis bersama kolega sedang bekerja secara profesional sebagai seorang auditor di sebuah perusahaan.


Yang membuat penulis terhenyak saat bertemu audite di lokasi pabrik. Ada statemen begini: "Tulis yang kamu kerjakan dan kerjakan yang kamu tulis!".

Baca Juga: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!

Penulis seketika hanya bisa ndelongo-ndelongop sambil memandang kedua mata kolega penulis di sebuah kantor di bilangan kota Gresik.

Sembari lirak dan lirik kepada kolega. Diri ini pun membatin spontan "Gak bahaya ta?" Celetukan salah satu manager di perusahaan yang sedang di audit ini, mengingatkan ulang kebiasaan yang telah lama dipeluk dengan sebuah rasa cinta yang sedemikian kuat yaitu memahat huruf alias menuangkan pikiran dan gagasan dengan ditulis! 

Tetapi tulisan spontan yang sedang dibuat penulis. Penulis sedang mengingatkan kepada diri sendiri, bahwa peluang pekerjaan itu kadang tidak kita duga datangnya. Yang bisa kita lakukan hanya serius mengerjakan bagian kita sehari-hari saja. Tulisan ini dibuat sembari tunggu bus yang akan membawa penulis ke Pasuruan, untuk mengabdi kepada kehidupan makaryo sebagai pendidik di kota Santri tersebut.

Sepertinya sebuah hikmah begitu pentingnya manfaat menulis, dan bagaimana membranding diri dengan setiap tulisan yang dibuat. Disadarkan langsung oleh manager engineering yang lupa sahur itu! Pak Yogi, seakan menjadi seorang auditor yang sebenarnya, bukan malahan kami berdua, penulis dan kolega. Utamanya pada soal kapan dan apa yang mesti ditulis! Hidup memang kadang sering paradoks kejadiannya. Di mana kita sekolahnya, lalu bertemu guru yang sebenarnya di mana juga! Dari pak Yogi lah, penulis seakan menemukan sebuah suluh untuk menyapu gelapnya pikiran yang sempat menghampiri tadi, tentang sebuah visi.

Sepertinya untuk waktu ke depan, akan semakin banyak ditemui oleh penulis dan tentu juga bersama kolega. Melakukan kegiatan kerja secara profesional sebagai seorang auditor, Tidak saja di sebuah corporate, home industri, instansi, dan juga para pengambil kebijakan di sebuah wilayah. Dan harus semakin banyak bekerja dengan menuliskan apa yang sedang dikerjakan, lalu mengerjakan yang tengah ditulis!

Ilmu yang diajarkan di dalam kampus, setidaknya ditunggu manfaatnya untuk dilakukan sharing juga caring di tempat yang lainnya, contohnya saja di: corporate dan instansi pemerintah yang bisa dijangkau.

Baca Juga: Ibu Bumi

Awalnya hanya sekadar guyon maton parikeno. Lha kok tenanan diberi oleh semesta bisa mengunjungi sebuah corporate menemani kegiatan auditori sebuah persoalan manajemen!

Sepertinya tidak rugi juga sekolah sampai tinggi, belajar persoalan manajemen, SDM, kewirausahaan dan kepemimpinan, karena ternyata ada pasarnya, ada permintaannya. Tentang topik apakah gerangan yang diaudit? Kalau pembaca penasaran. Boleh nanti didiskusikan via kopdar dengan penulis!


Yang pasti penulis segera harus naik bus sekarang, karena sudah ada di depan penulis, busnya!

Dan cuz berangkat ke kampus di ITB YADIKA PASURUAN, menemui mahasiswa. Guyon maton parikeno bersamanya.

Baca Juga: Menjadi Seorang kader Itu Pilihan Bung!


Sekian saja...

 

AAS, 13 Maret 2024
Gerbang Keluar Bus Antar Kota Bungurasih Surabaya

Editor : Nasirudin