Catatan Mas AAS

Apa Makna Guru bagi Anda?

Reporter : -
Apa Makna Guru bagi Anda?
Mas AAS

Berawal dari sebuah gambar photo diri yang diperoleh penulis pada pagi ini tadi. Dari sebuah grup WhatsApp: sebuah photo lawas acara perpisahan kelas III angkatan 91/92 yang diunggah oleh Bapak Heru, guru penulis di SMP . Di dalam photo itu terlihat wajah seluruh bapak dan ibu guru saat dahulu penulis sempat sekolah di SMPN 1 Boyolali.

Penulis duduk cukup lama di ruang belajar rumah penulis di Surabaya. Sambil memandang gambar photo tersebut. Sembari mempersiapkan materi pengajaran nanti sore di kampus Pasuruan.

Baca Juga: Mahasiswa Otentik

Ada rasa rindu dan kebahagiaan yang menghampiri benak penulis. Ketika melihat satu demi satu wajah bapak dan ibu guru tercinta di SMP tersebut: ada Bapak Djoko Kepala Sekolah, Bapak Heru, Bapak Sunarto, Bapak Untung, Bapak Purwanto. Lalu para ibu guru yang luar biasa di antaranya: Ibu Hermin, Ibu Salami, Ibu Prapti. Secara auto memorable waktu masih sekolah di SMP yang begitu indah menguat jalin berkelindan berlarian di pikiran penulis pada pagi ini! Lalu doa terindah itu penulis lantunkan ke langit tertinggi, teruntuk bapak ibu guru tercinta tersebut.

Bagi penulis. Makna seorang Guru, begitu banyaknya. Mereka sebagai coach , ideologi bagi spirit hidup penulis, orang tua kedua, sosok yang begitu tulus menginginkan kita berhasil di masa depan. Tentu saja sepatah dua patah kata, tidak akan cukup untuk mendeskripsikan begitu besarnya makna seorang Guru bagi diri penulis. Tentu juga ini berlaku bagi guru-guru SMP di atas. Sambil menghela nafas sejenak di ruang belajar, sembari memanggil ingatan yang terjadi di masa sekolah pendidikan menengah pertama. Siapa pun diri kita yang sekarang, adalah jasa dari para guru-guru kita, kesabaran, keikhlasan, serta ketulusan mereka mengajarkan sesuatu kepada para siswanya, termasuk di sini adalah penulis. Menjadikan kita semua menjadi manusia yang sekarang ini! Meski saja hari ini bukan tanggal 25 November, sehingga tidak ada kekhususan untuk merayakan dan menghormati hari Guru. Namun keberadaan gambar photo di atas sudah cukup memantik bagi penulis memahat sebuah makna guru bagi kehidupan penulis sekarang ini.

Baca Juga: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!

Bagaimanapun pena para guru SMP di atas. Tak pernah bosan menari-nari di pikiran banyak siswa-siswi yang sempat dan pernah dididik oleh mereka. Menuliskan banyak warna dan cerita yang tak pernah lekang untuk diingat pada setiap jaman, pada kehidupan para siswanya, dimana saja para murid itu sekarang menjemput takdir hidupnya masing-masing!

Sebagai penutup tulisan ini. Penulis sedikit mengutip akan sajak pada bait pertama yang disampaikan oleh Chairil Anwar, dalam refleksinya yang mendalam berjudul "Terima Kasih Guru". Sang legenda itu berbisik lirih begini, untuk memaknai jasa seorang Guru bagi sang penyair tersebut: "Terima kasih Guru untuk teladan yang telah kau berikan. Aku selalu mempertimbangkan apa yang kau ajarkan. Dan merefleksikan semua itu pada karakter pribadiku!" Dan sepertinya dahulu tidak pernah bermimpi menjadi seorang Guru. Kini, penulis pun, diperjalankan oleh semesta hidup dan berprofesi menjadi seorang pendidik juga.

Baca Juga: Ibu Bumi

Sepertinya penulis harus bersiap-siap untuk bebersih diri. Lalu nindakake darmaning urip mengabdi pada kehidupan juga, menemui para anak-anak bangsa di Kampus ITB Yadika Pasuruan. Membantu, menemani, lalu menjadi teman diskusi di ruang-ruang kelas kuliah, agar dapat mengantarkan masa depan yang gemilang bagi para duta bangsa itu di kemudian harinya. Demikian dan terima kasih...


AAS, 26 Maret 2024
Ruang Inspirasi Rumah Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin