Catatan Mas AAS

Analisis Kuantitatif Pilihan Lapak Usaha Mikro!

Reporter : -
Analisis Kuantitatif Pilihan Lapak Usaha Mikro!
Mas AAS

Kemarin bertemu dengan seorang sahabat. Ia tengah berpikir keras mau buka lapak usaha, setelah pensiun dini dari perusahaan tempatnya bekerja.

"Yok opo Gus, penak e usaha opo Iki yo?"

Baca Juga: Khofifah : Pelaku Usaha Ultra Mikro Harus Dilindungi Dari Jeratan Rentenir

"Lha senengan lan esoh mu opo lho," cobo mulai soko kono sik Jek!

Meski saja obrolan awal tidak berkesan serius dan jawaban yang keluar pun terkesan spontan. Namun, dari pengalaman riil di lapangan, ya, memang lah demikian. Mencoba dunia yang baru, dalam artian buka lapak sebuah usaha, apalagi tidak ada pengalaman sama sekali, akan mudah dan tidak merasa memiliki handicap besar: perasaan tidak mampu karena kurang ilmu dan informasi dan segala macam over thinking lainnya! Ya, diawali dari sebuah produk entah barang maupun jasa yang di senangi dan bisa tentunya.

Meski untuk selanjutnya, setelah cara pertama dilalui. Calon wirausaha baru, yang notabene kawan penulis ini, juga akan belajar data-data kuantitatif perihal produk usahanya. Data kuantitatif ini berbicara tentang angka-angka serta berbagai macam asumsi dan keyakinan yang akan diperoleh sang pelaku saat membuka lapak usahanya.

Meski tidak harus sangat detil, namun diharapkan dapat informasi yang cukup untuk mengumpulkan informasi berkenaan tentang produknya: kisah sukses, peluang pasar, dan calon konsumen nya siapa saja! Apabila informasi ini dapat diketahui sang calon wirausaha baru cukup memiliki percaya diri untuk segera take action buka lapaknya. Ini satu hal, semacam kurikulum pertama dalam sebuah silabus cara berwirausaha.

Cara berikutnya tentu persoalan hitung-hitungan soal rugi laba. Dan dari data kuantitatif juga akan bisa membantu, kapan sebuah unit usaha saat sudah dijalan kan dikatakan rugi dan dapat laba, ini juga penting dipelajari. Meski saja itu hanya sekadar jualan produk kuliner semacam: bakulan sego goreng.

"Ngono ta Gus?"

"Yo kurang luwih sing tak praktik no ngono iku Jek!"

"Bahkan awakmu semisal kate sido dodolan bakso, ning perumahan mu," yo bener-bener itungen: modal mu per porsi Iku berapa duit, dan akan ambil untung berapa tiap porsinya sehingga ketemu harga per porsi nya, dari bakso mu!

"Tekan semono iku Gus?" ..."Lho nek Kate serius yo, kudu tenanan ngono sih, hehehe!"

Tidak bisa dipungkiri usaha sekecil dan sebesar apapun. Tentunya cara berpikir sang owner, kurang lebih sama: ia benar-benar kudu paham sampai urusan printilan-printilan tentang produknya!

Soal bagaimana setelah lapak usaha itu dibuka terus sudah paham sekali berkenaan dengan product knowledge. Tentu berbicara analisis sebuah lapak usaha, juga diharapkan membahas tahapan selanjutnya: servis dan pemasaran sebuah produk!

"Persoalan servis dan melayani pembeli dengan baik serta pemasaran produk yang efektif, awakmu esoh browsing ning internet okeh jek. Tapi yang paling mengena adalah melayani dan memasarkan ala dirimu sendiri," tegas ku!

"Kok, esoh ngono Gus?"

"Uwis talah, informasi di internet itu hanya tool saja, kembangan di lapangan, justeru yang layak jual adalah dirimu, kamu layani dan pasarkan bakso mu dengan caramu yang otentik!"

"Ngono ta Gus?"

Baca Juga: Pemilik Nomor Induk berusaha (NIB ) Usaha Mikro Jatim Segera Daftar Bansos Terdampak Kenaikan BBM

"Hooh Jek. Coba awakmu merenung sejenak, piye anggon mu ngenalno bakso mu mengko, dan pikirkan juga piye pembeli iku esoh seneng mampir ning lapak baksomu?"

"Opo aku esoh Gus?"

"Pasti esoh lan nemu caramu sendiri. Mbiyen aku yo ngono, pas dodolan lan nawar no Mister Kentang Kriwul Ning Car Free Day Taman Bungkul! Dan anak-anak kecil para pengunjung di Car Free Day pada suka, dan paksa kedua orang tuanya mampir di lapak ku!"

"Siap, bakalan tak cobo Gus, saranmu!"

"Nek usaha lagi awal-awal, tandangi dewek disek (karo bojo lan anakmu). Mengko nek wis mlaku kisaran setengah tahunan usahamu, esoh lah awakmu merekrut karyawan! Tandangi dewek terus yo klenger. Tidak di situ saja Jek, awakmu bisa kasih pekerjaan orang lain. Itung-itung membantu pemerintah ciptakan lapangan usaha untuk rakyat nya," karo ngakak bareng, ngomong mengkono wingi!

"Ashiap Gus, mengko tak rembugan karo bojo, setelah ngobrol karo awakmu Iki!"

"Ok Jek. Tapi awakmu Iki kebacut, Karo konco ora tanggap blas. Ora ditawani wedang teh opo wedang kopi ngono. Lambeku Iki wis kecut Jek. Mbok takoni ae ket mau!"

"Oke-oke Gus, sori-sori, tak gawekno kopi sik yo! Pahit opo legi?"

Baca Juga: Indonesia butuh penumbuhan wirausaha muda

"Koyok biasane lah!"

Dan tak berapa lama kopi racikan tanpa gula itu datang. Secangkir kopinya siap di seruput!

Dan tak berapa lama, akhirnya penulis pun pamitan, pulang, naik kuda besi terbang dari rumahnya si Jek di Bratang Surabaya.

Dan si Jek, sudah belajar hitung hitungan secara kuantitatif, perihal analisis untuk usaha lapak baksonya.

Dan secepatnya penulis tinggal tunggu kabar untuk menghadiri launching usaha pertama nya, usai pensiun dini dari perusahaan yang sudah ditekuni selama puluhan tahun sebelumnya.

Semoga berjodoh dan usahamu selalu sukses kawan. Lambaian tangan penulis, mengakhiri guyon maton parikeno siang hari kemarin!

Sekian.


AAS, 26 Juni 2023
Kota Pahlawan Surabaya

Editor : Yuris P Hidayat