Makam Mbah Buyut Tondo, Warisan Heritage di Pusat Bisnis Surabaya

Reporter : -
Makam Mbah Buyut Tondo, Warisan Heritage di Pusat Bisnis Surabaya
Anas Karno (kanan) saat di Makam Mbah Buyut Tondo

Surabaya,JatimUPdate.id - Kampung lawas Ketandan yang letaknya berada di Jalan Tunjungan Kecamatan Genteng Surabaya terdapat makam kuno Mbah Buyut Tondo, yang masih terawat dengan baik.

Makam itu diyakini masyarakat sebagai persemayaman terakhir Mbah Buyut Tondo, dia juga disebut sebagai tokoh 'babat alas' di kawasan pusat bisnis kota Pahlawan tersebut.

Area pemakaman cukup luas, namun suasananya sejuk. Karena di sekelilingnya terdapat pohon beringin yang umurnya diperkirakan lebih tua dari usia makam.



Gerbang makam juga menyerupai gapura di masa kerajaan Majapahit,  temboknya terbuat dari susunan batu bata merah.

Mbah Man warga setempat, saat berbincang dengan Legislator PDIP, Anas Karno menuturkan, sampai sekarang makam Mbah Buyut Tondo kerap menjadi tujuan ziarah religi.

Terutama, tambah dia saat memperingati 1 Suro atau tahun baru Islam dalam kalender Hijriah. Ia menambahkan, dari cerita turun-temurun, makam Mbah Buyut Tondo sudah ada sebelum kawasan terbentuk pemukiman.

"Dulu ini kawasan Bong (kuburan Cina)," ujar nya usai doa bersama memperingati 1 Suro, yang digelar legislator PDIP Surabaya Anas Karno, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, makam Mbah Buyut Tondo tidak mempunyai juru kunci. Perawatan dilakukan warga setempat, salah satunya tahun lalu bantuan Anas Karno untuk pemasangan lantai porselen agar lebih rapi

"Ada 4 sampai 5 orang termasuk saya yang rutin merawat," terangnya.

Baca Juga: Bersama Emak-emak Simpatisan Ganjar, Anas Karno Wisata di Pesisir Surabaya



Sementara itu Anas Karno mengapresiasi kepedulian warga Kampung Ketandan merawat makam Mbah Buyut Tondo.

Ia menyebut, makam ini merupakan warisan heritage. Sekaligus sebagai kearifan budaya lokal, yang memang layak mendapatkan perawatan.

Anas menjabarkan, Kampung Ketandan punya potensi wisata heritage yang bisa dikembangkan.

Apalagi lokasinya dikawasan Jl.Tunjungan, sebagai ikon wisata Surabaya, juga berdiri Masjid An Nur yang dibangun tahun 1915.

Sebelumnya Masjid tersebut adalah Langgar, kemudian bangunannya diperluas dan dijadikan Masjid.

Di samping itu, juga terdapat balai Cak Markeso yang menyerupai pendopo, sehingga mempercantik kampung Ketandan.

Terhadap hal itu, Anas mengimbau potensi wisata itu perlu mendapatkan penataan serius dari pemerintah kota. Supaya lebih menarik termasuk pembinaan UKMK di lokasi tersebut.

"Selanjutnya menggencarkan promosi, baik via medsos dan lainnya," demikian Anas Karno. (roy).

Baca Juga: Pengembangan Wisata Heritage, UMKM Surabaya Berpotensi Naik Kelas

Editor : Ibrahim