Inisiasi inovasi teknologi yang mampu giling setahun penuh

Gubernur Khofifah: PG Inti Rosan Bisa Jadi Referensi Industri Gula Nasional

Reporter : -
Gubernur Khofifah: PG Inti Rosan Bisa Jadi Referensi Industri Gula Nasional
Gubernur Jatim menilai PG Inti Rosan Makmur Sentosa jadi referensi pengembangan pabrik gula nasional.

TULUNGAGUNG, JatimUPdate - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, Pabrik Gula Inti Rosan Makmur Sentosa Tulungagung bisa menjadi referensi industri gula nasional berkat penerapan teknologi baru dalam proses produksi gula.

Penilaian itu disampaikan Khofifah saat mengunjungi PG Inti Rosan Makmur Sentosa di Desa Tanen, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Jaga Kondusifitas Pemilu 2024, Adhy Karyono Terima PWI Jatim Award 2024

"Saya tadinya berpikir adopsi teknologinya ini dari jauh, misal dari Brazil. Ternyata adopsi teknologinya cukup ke tetangga dekat yakni Thailand. Ini luar biasa sekali, mudah-mudahan ini diangkat menjadi referensi bagi industri pergulaan secara nasional," katanya.

Khofifah mengapresiasi inovasi teknologi yang diinisiasi Gabungan Kelompok Tani Tebu (Gapoktanteb) Inti Rosan dan PG Inti Rosan Makmur Sentosa Tulungagung. Sebab, inovasinya mampu memacu produksi, sehingga giling tebu bisa dilakukan selama setahun penuh.

"Inisiasi ini dapat memberi multiplier effect dari proses utilitas yang sangat tinggi di pabrik gula ini. Saya sering keliling ke pabrik gula di Jatim maupun di daerah lain di Indonesia, rata-rata musim gilingnya mulai Mei, Juni dan seterusnya, antara lima sampai enam bulan. Tapi di sini, proses giling bisa dilakukan setahun full, sehingga terjadi efisiensi yang signifikan," ujar Khofifah.

Dia berharap, inisiasi update terknologi yang dilakukan Gapoktanteb Inti Rosan dan PG Inti Rosan Makmur Sentosa Tulungagung bisa menjadi referensi industri pergulaan maupun pertebuan nasional.

Selain panen tebu sepanjang tahun, Khofifah juga mengapresiasi rendemen tebu yang dihasilkan PG Inti Rosan Makmur Sentosa yang mencapai 15%. "Rata-rata rendemen tebu dari pabrik gula yang ada di Jatim antara 8% - 10%. Ini pasti karena ada teknologi tanam yang luar biasa. Inisiasi dari Rejotangan ini, insya Allah akan memberikan inspirasi luar biasa resonansinya."

Gubernur Jatim menambahkan, yang dilakukan PG Inti Rosan Makmur Sentosa menunjukkan inisiasi terhadap update teknologi di bidang pertebuan dan pergulaan ternyata tidak harus datang dari kota besar atau dari pabrik tebu berskala besar. "Inisiasi teknologi industri pertebuan dan pergulaan ternyata bisa dimulai dari Kec. Rejotangan, Kab. Tulungagung."

Menurutnya, inisiasi teknologi tersebut bisa lahir karena ada sosok inovator yang memiliki aktivitas luar biasa. "Pasti karena ada game changer, saya sering menyebut enable leader atau pemimpin pemungkin. Mampu mengubah sesuatu tidak mungkin menjadi mungkin."

Baca Juga: Pj Gubernur Jawa Timur dan Mantan Gubernur Sholat Idul Fitri Bersama di Masjid Nasional Al Akbar

Teknologi Thermal Oil

PG Inti Rosan Makmur Sentosa mengaplikasikan teknologi baru di bidang produksi gula. Proses pemanasan untuk memasak nira tebu hasil gilingan dilakukan menggunakan oil thermal (pemanas oli).

Selain lebih stabil dan tahan lama tingkat derajad pemanasannya, penggunaan oil thermal juga lebih aman ketimbang menggunakan sistem boiler yang diketahui rawan meledak.

Ketua Gapoktanteb Inti Rosan M. Setiadi mengatakan, gabungan kelompok tani yang dipimpinnya dibentuk untuk menyelesaikan segala persoalan sehari-hari yang dihadapi petani.

Baca Juga: Khofifah Open House Idul Fitri 1445 H untuk Masyarakat Hingga 13 April

"Seperti pola tanam yang baik dan benar. Mulai pengolahan tanah, perawatan masa tumbuh tanaman tebu dan pemupukan, sehingga bisa mendapatkan panen yang sesuai dengan standar teknis dan standar baku giling," katanya.

Kehadiran Khofifah di PG Inti Rosan Makmur Sentosa itu sekaligus menyaksikan penandatanganan Nota Deklarasi Dukungan Bersama Pemberdayaan Petani Tebu di PG Inti Rosan Makmur Sentosa. Deklarasi dilakukan Gapoktanteb Inti Rosan, PT Pupuk Kaltim, PT Inti Rosan Makmur Sentosa, PT Bank BPD Jatim Cabang Tulungagung, PT Bank BPR UMKM Jatim, dan PT Dharma Utama Sentosa.

Pada 2022, produksi gula kristal putih di Jawa Timur mencapai 1.192.034 ton dari luas areal 218.373 hektare. Pencapaian produktivitas 5,46 ton/hektare itu menempatkan Jatim sebagai provinsi penghasil gula tertinggi di Indonesia dengan kontribusi terbesar sebanyak 49,55% secara nasional.

Selain menghasilkan gula kristal putih, tebu di Jatim juga diproduksi menjadi gula merah sebanyak 79.512 ton dari luas areal 11.674 hektare dengan produktivitas 6.811 kg/hektare. Produktivitas tertinggi gula merah di Jatim dicatatkan Kab. Tulungagung yang mencapai 6.928 kg/hektare/tahun, memimpin daerah lain yang juga produsen gula merah, yakni Kab. Blitar, Kab. Jember, Kab. Jombang, Kab. Kediri, Kab. Lumajang, Kab. Madiun. (Bho)

Editor : Budi Bola Setiawan