Berbagai Aksi Sosial PDIP Surabaya di Bulan Bung Karno

Reporter : -
Berbagai Aksi Sosial PDIP Surabaya di Bulan Bung Karno
Lomba Bulan Bung Karno PDIP Surabaya

Surabaya - Pasca pembakaran bendera PDI Perjuangan (PDIP) di depan Gedung DPR-RI, 24 Juni 2020, kader-kader banteng di Kota Surabaya memperkuat persatuan dengan rakyat.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan di penghujung bulan Juni, yang juga diperingati sebagai Bulan Bung Karno, pihaknya melakukan berbagai aksi sosial yang manfaatnya langsung dirasakan oleh rakyat. Seluruh kekuatan PDIP Surabaya begerak.

Baca Juga: Diisukan Usung Adi Sutarwijono-Fathoni Bersama PDIP dan Golkar di Pilkada 2024, PKS Surabaya Buka Suara

Yaitu membagikan ribuan masker di pemukiman padat penduduk, diantaranya Tambaksari, Gubeng dan Bubutan.

PDIP juga menggerakkan 15 anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya untuk membantu rakyat dalam berbagai urusan: pendidikan, kesehatan, penanganan Covid-19, pembangunan jalan, saluran air, penerangan jalan umum, penanganan Bansos, dan lain sebagainya.

"Seluruh anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan tiada henti turun ke masyarakat, memperkuat akar di bawah, lewat penanganan berbagai masalah yang menghimpit rakyat. Kita tunjukkan, bagaimana PDI Perjuangan mengelola kekuasaan legislatif yang berwajah kerakyatan," kata Adi Sutarwijono dalam siaran pers yang diterima redaksi, Rabu (1/7/2020).

Panitia peringatan Bulan Bung Karno, yang dibentuk DPC PDIP Kota Surabaya, menutup bulan Juni dengan aksi-aksi sosial dengan membagi-bagikan ratusan paket buku tulis kepada keluarga-keluarga marhaen. Buku-buku tulis yang sampulnya dicetak foto Bung Karno dan Pancasila.

Kami menjawab berbagai fitnah, dengan aksi nyata. Aksi yang membangun kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat, terutama anak-anak agar mencintai Indonesia sejak usia dini, seperti diajarkan Bung Karno," ujar Awi.

Baca Juga: Dialektika Gombal Mukiyo

Awi yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Surabaya itu menambahkan pihaknya juga menggelar Lomba Parikan dan Lomba Foto dengan tema: Gotong Royong Menghadapi Covid-19. Lomba dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, dan ditutup akhir Juni. Parikan adalah membuat puisi dalam bahasa khas arek Suroboyo.

Kita rawat dan tumbuhkan budaya-budaya lokal untuk memperkuat jati diri Kota Surabaya, seperti ajaran Bung Karno tentang Trisakti, yang salah satu pointnya adalah berkepribadian di bidang kebudayaan. Kita memperkuat budaya lokal untuk memperkuat jati diri Indonesia yang berkebudayaan," ujar Awi.

Selain itu, di penghujung Bulan Bung Karno pada Selasa (30/6/2020), PDIP Kota Surabaya juga melaunching organ taktis, yaitu BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana). Seperti diinstruksikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri, Baguna menghadirkan PDI Perjuangan di tengah-tengah rakyat, ketika menghadapi situasi kebencanaan.

"Dalam beberapa hari ini, Baguna PDI Perjuangan telah melakukan berbagai aksi sosial ke rakyat. Dengan penyemprotan disinfektan ke kampung-kampung, pembagian masker, gentong portabel untuk cuci tangan, pembagian susu untuk ibu hamil dan balita, dan APD (alat pelindung diri)," lanjutnya.

Baca Juga: Fraksi DPRD Kabupaten Blitar Tanggapi LKPJ Bupati Tahun 2023

Ia mengaku marah dengan pembakaran bendera PDI Perjuangan dan berbagai fitnah yang diarahkan ke partai ini. Tapi kader-kader banteng dididik dan digembleng Ibu Megawati Soekarnoputri untuk mempunyai stamina panjang, daya juang kuat, serta taat pada hukum.

"Bendera PDI Perjuangan terus kita kibarkan. Tegak berdiri, yang dijaga seluruh kader. Ribuan bendera terus dinaikkan di rumah dan perkampungan Kota Surabaya. Kita percayakan kasus pembakaran bendera PDI Perjuangan kepada aparat kepolisian. Kita tempuh jalur hukum, seperti ajaran Ibu Megawati. Karena itu, kita berharap pada aparat kepolisian untuk menangkap para pelaku dan dalang pembakaran bendera, dan membawa ke pengadilan," tegasnya

"Pada akhirnya kami di PDI Perjuangan yakin dan percaya, kebenaranlah yang akhirnya akan menang. 'Satyam Eva Jayate' sebagaimana dikatakan Raden Wijaya pada 1293," tambah Adi Sutarwijono.

Editor : jatimupdate.id