Launching Wisata Kota Lama Suarabaya, Masyarakat Ditinggal atau Diberdayakan? 

Reporter : -
Launching Wisata Kota Lama Suarabaya, Masyarakat Ditinggal atau Diberdayakan? 
Kawasan kota lama Surabaya, dok Jatimupdate.id/roy

Surabaya, JatimUPdate.id - Menjelang peluncuran Wisata Kota Lama Surabaya 23 Juni 2024. Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi'i, bersama Nanang Purwono, pegiat dan aktivis budaya dan sejarah dari komunitas Puri Aksara Rajapatni Surabaya mengedukasi masyarakat tentang sejarah kampung di Jalan Glatik dan Mliwis.

Imam Syafi'i mengungkapkan, sedianya Wisata Kota Lama Surabaya 10 hingga 15 Juni 2024, akan tetapi ditunda 23 Juni 2024, karena banyak yang perlu dibenahi. Di samping itu, dia menekankan, warga setempat dapat memberikan kontribusi dan tetap diberdayakan oleh pemerintah kota melalui usaha kecil maupun kerajinan. 

Baca Juga: 11 Negara Asean Bakal Ikuti Kompetisi Olahraga Mahasiswa di Surabaya dan Malang

"Saya berprasangka positif penundaan ini karena pemerintah kota ingin memastikan segala kekurangan diperbaiki sebelum peluncuran. Kami juga ingin memastikan warga tidak tertinggal dalam program ini. Mereka yang telah berkontribusi melalui usaha kecil atau kerajinan harus tetap diberdayakan.” Kata Imam, baru-baru ini.

Imam menjelaskan, edukasi tersebut untuk memastikan warga setempat agar tidak jadi penonton, tetapi juga pelaku aktif dalam pembangunan wisata sejarah ini.

“Jangan sampai warga kalah dengan pengusaha besar yang mungkin datang nanti, jadi warga ikut berpartisipasi dalam mengisi Kota Lama Surabaya dengan hidup bersih dan rapi karena kampungnya akan banyak di kunjungan tamu tamu. " jelas Imam.

Imam memaparkan, peluncuran Wisata Kota Lama Surabaya diharapkan tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi jadi momen warga setempat bisa berperan aktif dalam memajukan kawasan bersejarah ini. Sekaligus dia mengingatkan, biaya revitalisasi kawasan Kota Lama Surabaya sangat besar dan mahal. 

“Kami bersama dengan Mas Nanang Purwono, seorang ahli sejarah, memberikan edukasi kepada warga tentang sejarah kawasan ini. Misalnya, Gang Balai Kota yang dahulu merupakan pusat pemerintahan Surabaya untuk wilayah timur.” tutur legislator Partai NasDem tersebut.

Nanang mengatakan, warga harus bangga bertempat tinggal di kawasan Kota Lama Surabaya. Karena Kota Lama Surabaya ini dulu adalah ibukota wilayah Pantai Utara Jawa bagian Timur (Java’s van den Oosthoek), yang kepala dadreahnya disebut Gezaghebber.

“Warga harus tau tentang kampungnya. Warga harus bangga dengan lingkungannya, dimana dulu pernah menjadi ibukota wilayah Pantai Utara Jawa Bagian Timur setelah Mataram menyerkan Surabaya kepada VOC pada 1743," jelas Nanang.

Baca Juga: Pimpinan DPRD, Kembali Buka Suara Terkait Kasus Dana Hibah Pilwali Surabaya 2020

Ia menjelaskan, Kota Surabaya (Stad van Sourabaya) punya pengaruh luas hingga di luar batas tembok kota. 

Kala itu, urai Nanag Kota Surabaya adalah kota bertembok, kota yang pernah dikelilingi tembok. “Stad van Surabaya adalah kota bertembok. Wilayahnya yang hanya seluas empat hektar ini pernah dibatasi oleh tembok, seperti yang terlihat pada gambar di belakang saya," Nanang sambil menunjukkan gambar peta kota Surabaya pada spanduk acara.

Nanang menjelaskan, di era VOC dan seterusnya, nama nama jalan yang membelah belah kota menunjukkan adanya infrastruktur kota. Struktur kota Surabaya seperti halnya struktur kota kota di Eropa. Bangsa Eropa memang mengusung konsep sebuah kota untuk Surabaya sebagai kota administrasi.

Karenanya hingga masa Pemerintahan Hindia Belanda, pasca VOC, Surabaya menjadi pusat perkantoran industri perkebunan. Akibatnya di Surabaya banyak dibuka kantor kantor perbankan dan asuransi pada pertengahan abad 19.

Baca Juga: Komisi D Minta Pemkot Perbanyak Spot Baru Usai Launching Wisata Kota Lama Surabaya

Menurut Nanang, pemahaman sejarah tidak hanya memperkaya pengetahuan warga tetapi juga membuat mereka menjadi duta yang efektif dalam mempromosikan kawasan ini. 

"Dengan mengetahui sejarah, warga bisa bercerita kepada pengunjung, sehingga wisata sejarah Surabaya bisa sejajar dengan Semarang dan Jakarta," tambahnya. 

Sementara itu, Ricky Sutiono, Ketua RT 3/RW 10, Kelurahan Krembangan Selatan, mengharapkan warga memanfaatkan momen launching ini dengan baik. 

"Saat acara peluncuran, warga akan berkumpul dan diharapkan dapat memberikan informasi sejarah kepada pengunjung. Kami fokus agar warung-warung sekitar bisa merasakan manfaat dari revitalisasi ini," ujarnya.

Ricky juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan. "Masyarakat yang datang ke Kota Lama diharapkan menjaga kebersihan dan keamanan, sehingga kesejahteraan warga setempat dapat meningkat," tambahnya.

Editor : Miftahul Rachman