Aji Bangkit, Pesilat Asal Ponorogo Raih Emas di Kejuaraan Pencak Silat Dunia Ke-19 di Malaysia

Reporter : -
Aji Bangkit, Pesilat Asal Ponorogo  Raih Emas di Kejuaraan Pencak Silat Dunia Ke-19 di Malaysia
Aji Bangkit, Pesilat Asal Ponorogo Raih Emas di Kejuaraan Pencak Silat Dunia Ke-19 di Malaysia

MALAKA (Jatimupdate.id) -Aji Bangkit, Pesilat Asal Ponorogo  Raih Emas di Kejuaraan Pencak Silat Dunia Ke-19 di Malaysia. Prestasi membanggakan kembali ditorehkan putra terbaik Jawa Timur melalui Kejuaraan Pencak Silat Dunia ke-19 di Melaka International Trade Centre, Malaysia pada 25–31 Juli 2022. Dialah Aji Bangkit Pamungkas, atlet pencak silat asal Kabupaten Ponorogo yang telah mengharumkan nama Indonesia dengan membawa pulang medali emas.

Bangkit, sapaan akrabnya berhasil meraih emas di kelas bebas 2, dengan berat minimal 110 kilogram. Pada laga pamungkasnya, atlet 23 tahun tersebut meraih juara setelah berhasil menumbangkan atlet asal Thailand, Mr Adthapong Saengtep.

Baca Juga: Sholat Tarawih di Masjid Jami Tegalsari Ponorogo

Naikkan Berat Badan Demi Pertandingan di Kelas Bebas 2

Dukungan orangtua dalam mewujudkan cita-cita anaknya begitu kuat meski berada di tengah himpitan ekonomi. Ayah Bangkit sehari-hari berjualan air galon dan ibunya mantan TKW di Taiwan.

Sang ibu menjadi TKW di Taiwan tahun 2000 untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga karena saat itu sang ayah mendadak sakit parah. Pada tahun 2016 silam sang ibu kembali ke tanah air dan tidak merantau lagi.

Kini, lusaha dan jerih payah Bangkit terbayar lunas. Setelah meraih emas di Asian Games 2018, Bangkit menjadi PNS di Kemenpora RI. Keberhasilan ini berlanjut ketika Bangkit berhasil menorehkan emas kejuaraan pencak silat di Malaysia.  Hasilnya, ia mendapat rumah dari pencak silat.

 Mulanya, Bangkit Tidak Minat dengan Pencak Silat

Baca Juga: Pertanian Dan Pariwisata Fokus Pembangunan Ponorogo Di Tahun 2023

Menjadi atlet pencak silat bukanlah pilihan pertama Bangkit. Bahkan dia tidak begitu minat di cabang olahraga (cabor) pencak silat. Semasa SD ia justru berminat di cabang olahraga futsal. Kemudian SMP tertarik di cabor basket. Meski begitu, sang ayah tetap mengajak Bangkit melihat kedua kakaknya bertanding pencak silat.

Seiring waktu, minat Bangkit mulai tumbuh ke pencak silat dan mulai berlatih hingga berkesempatan mengikuti berbagai kejuaraan dari tingkat kabupaten hingga internasional. Pada 2016, pertandingan pertamanya di luar negeri adalah di Sea Games.

Meski keberuntungan belum berpihak saat itu, Bangkit tak menyerah. Sampai beberapa bulan kemudian ia kembali mengikuti ajang internasional di Asian Championship di Chengju, Korea Selatan dan meraih juara I. Kemudian pada 2018 dia menjadi penyumbang emas pada Asian Games.

Baca Juga: Kampung Tangguh Bebas Narkoba di Desa Patik Kabupaten Ponorogo

Untuk menjadi juara dunia perjuangan Bangkit sangat berat. Saat itu, berat badannya sekitar 107 kilogram. Maka dia harus menurunkan kurang lebih 17 kilogram untuk bisa bertanding di kelas 90 kilogram. Tetapi, saat di Malaysia kelas yang dibidiknya sudah penuh dan yang tersisa hanya kelas bebas 2 dengan syarat bobot mininmal 110 kilogram.

Sementara sang ayah, Agus Widodo (56) mengaku, bangga dengan prestasi yang diraih anaknya. Hal itu ditunjukkan melalui foto Bangkit berjejer dengan puluhan piagam hingga piala juga dipajang di dalam rumahnya. "Setiap pertandingan Bangkit selalu meminta restu kepada orang tuanya. Kini dia merasakan hasilnya," ucap Agus.

Editor : Redaksi

Catatan Mas AAS

Ibu Bumi

Sadar bahwa asal muasal raga ini dari tanah. Kembali pun pada suatu ketika juga ke sana. Demikian para tetua dahulu mengajarkan, dan para anak-anak duduk