Catatan Mas AAS

Perihal Manajemen Diri

Reporter : -
Perihal Manajemen Diri
Mas AAS

Pagi ini sudah tanggal 01 Desember 2023. Awal tahun depan di tahun 2024 sebuah *resolusi* diri akan diukir kembali oleh sebagian besar manusia di planet bumi ini. Untuk merancang hidup nya agar berjalan selaras seturut harapan dan cita-cita nya.

Hari, Minggu, bulan, dan tahun yang baru sebentar lagi akan hadir. Pertanyaan utamanya, pikiran manusia nya apakah juga selalu bertumbuh dan baru menuju kepada hal yang lebih baik, jangan-jangan hanya sama saja: mengasihani diri sendiri, insecure, tidak percaya diri, susah bersyukur, senang dengan hal yang pesimistis, dan sikap perilaku *pecundang* lainnya, ironis!

Baca Juga: Challenge Dari Kolega

Dan pagi ini pula, penulis kebingungan mau menulis apa ya? Namun, hasrat memahat huruf sudah kadung meleleh di ubun-ubun, tak ditulis bisa menjadi *penyakit*!

Ada bahan banyak yang bisa ditulis pada pagi ini. Sesaat beraktivitas pada hari ini di kota pahlawan Surabaya.

Mau memahat perihal spanduk para caleg dan para capres yang sudah bertebaran menghiasi jalan-jalan utama di Surabaya dan akan berlaga di tahun depan, tapi kok tidak ada _krenteg_ menulisnya. Atau melihat dinamika obrolan di grup WhatsApp yang bisa dikembangkan menjadi tulisan panjang aslinya juga menarik, namun lagi-lagi jemari itu tidak segera menari di keypard hape untuk menulisnya, artinya belum menarik bagi penulis untuk ditulis.

Apa sebabnya? Banyak hal bisa terjadi:materi tidak dikuasai mungkin, atau topik tidak membuat penulis tertarik menulisnya.

Lalu, yang terjadi penulis hanya diam saja untuk sementara di dalam warkop seusai antar istri ke kantornya di RSUD DR Soetomo Surabaya.

Dan tetiba saja, kenapa tidak menulis berbekal keilmuan di bidang manajemen yang dikuasai, hardik batin ini. Dan hasrat itu pun kemudian muncul seketika, untuk menulis dengan senang hati pada waktu pagi sekarang.

Mari kita lanjutkan ceritanya.

Manajemen bagi penulis merupakan bidang studi yang menarik dan penting untuk dipelajari. 

Bahkan banyak ahli yang berpendapat bahwa manajemen merupakan kunci keberhasilan suatu masyarakat.

Manajemen menjadi kunci kemajuan suatu masyarakat. 

Peter Drucker, tokoh dan penulis buku Manajemen yang paling laris, mengatakan bahwa tidak ada negara yang kurang maju. 

Yang ada adalah negara dengan manajemen yang kurang baik!

Tapi pada pagi ini di hari Jumat Nya yang begitu berkah, hanya ingin berbicara manajemen di level pribadi saja bukan: organisasi, institusi, apalagi negara, seperti melansir apa yang di sampaikan oleh Peter Drucker di atas!

Diri pribadi kita masing-masing ini ibarat sebuah pohon di tengah hutan saja. 

Kenapa begitu?

Kita mencari sumber cahaya, air, dan nutrisi kita sendiri. 

Kita merawat kehendak dan harapan-harapan kita sendiri. 

Kita membangun kekuatan dan keteguhan kita sendiri untuk tumbuh dan berkembang secara penuh.

Kita menetapkan sendiri apa yang penting dan tidak penting bagi kita, dan memilih fokus hanya pada apa yang menjadikan diri ini lebih baik. 

Kita memilih fokus untuk meningkatkan keterampilan, selangkah demi selangkah. 

Baca Juga: Melarung Rindu Kepada Mandala di Gunung Arjuna Batu Malang!

Ya, kita perlu fokus sebab ada banyak suara di dalam benak yang membelokkan kita dari jalurnya ke tempat tujuan.

Dan semuanya itu adalah perwujudan seorang diri yang kudu memahami sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri, dan mengeluarkannya menjadi sebuah tindakan yang kerap lupa di manage. 

Dan waktu pun berlalu tidak ada perubahan yang berarti yang kita alami, sebagai seorang manusia yang seharusnya terus bertumbuh. Baik dalam aspek lahir juga batin.

Jangan sampai seperti katak yang ada di dalam bak ember, berjalan di tempat saja.

Sebagai individu dan sebagai pribadi, harus memiliki definisi sukses yang telah kita temukan seturut nilai-nilai yang mampu kita temukan dan yakini. 

Tak perlulah hidup dalam definisi sukses orang lain! Catatan besarnya di sini.

Proses itu tentu perlu menyediakan waktu dan kerendahan hati untuk terus belajar, untuk terus bertindak, dan untuk terus mengevaluasi. 

Atas apa yang dilakukan dengan pencapaian tujuan-tujuan hidup yang mampu di capai: baik tujuan jangka pendek, lulus kuliah, dapat kerja, dan selanjutnya menikah semisal. Dan juga tujuan jangka panjang, semisal membuat hidup ini lebih memiliki dampak bagi orang banyak, lewat profesi yang dimiliki sekarang!

Dan pade level di ujungnya kehidupan, diharapkan semakin mampu diri ini untuk melepaskan *kemelekatan* pada soal-soal apapun yang berada di alam dunia fana ini, lalu bersiap pulang untuk *sowan* kepadaNya. 

Semua yang kita dapat dari semesta. Pada momen selanjutnya juga akan kita kembalikan kepada semesta, sebagai wujud rasa berbakti diri ini kepada alam semesta!

Dan semua tujuan itu tidak bisa diraih tanpa terus memanage diri menuju ke hal-hal yang lebih baik dalam setiap aktivitas hidup dalam setiap harinya.

Baca Juga: Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?

Meski acap kali rasa lelah itu seakan menghampiri diri. Untuk berhenti.

Tapi tetap saja, suara-suara positif dari dalam diri, memandu kedua kaki ini untuk terus berjalan, bila tak sanggup berlari, maka akan merangkak untuk tiba di pelabuhan tercinta.

Begitu saja, pahatan kecil untuk mengiringi semaraknya kehidupan pada pagi ini di kota pahlawan Surabaya.

Hari sedemikian cepat berlalu, kuncinya adalah tidak menghabiskan waktu, tetapi adalah menginvestasikannya, begitu yang disampaikan oleh Stephen R. Covey!

Dan mendokumentasikan apa yang berada di dalam pikiran dalam bentuk sebuah tulisan yang ditulis dengan senang hati pada waktu pagi sekarang. Adalah cara penulis untuk menginvestasikan waktu yang sedemikian berharganya.

Lalu, kalau Anda dengan cara bagaimana memanfaatkan waktu yang diberikan oleh Nya?

 

 

AAS, 01 Desember 2023

Kota pahlawan Surabaya

Editor : Nasirudin