Catatan Mas AAS

Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?

Reporter : -
Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?
Catatan MAS AAS

Dunia adalah masa depan para pemuda, para mahasiswa, generasi millenial. Untuk memposisikan dirinya sebagai agen perubahan jaman!

Biaya kuliah yang semakin mahal, beban kurikulum yang semakin berat, tuntutan segera rampung kuliah dan era disrupsi informasi yang bak tsunami dialami oleh para mahasiswa di era jaman now. Sungguh menjadi pergulatan pikiran yang tidak ringan untuk disikapi oleh para kaum mahasiswa terdidik tersebut.

Baca Juga: Anda Hanya Kalah Ketika Anda Menyerah!

Para pegiat kampus kebanjiran informasi di era sekarang. Alami kebingungan memanfaatkan dan memposisikan dirinya sebagai agen perubahan di dalam sebuah komunitas, berkontribusi pada realitas sosial yang ada dan dalam peradaban sebuah negeri di ruang publik. Seakan hari-hari ini mereka para mahasiswa tersebut tidak agail lincah lagi. Untuk menjadikan sebuah kampus sebagai tempat inkubasi diri melatih segala macam keterampilan hard skill dan soft skill yang terdapat di dalam kampus, dan dirinya terus menuju proses menjadi mahasiswa yang Sujana. Tidak saja cakap dalam berpikir kritis, namun juga andal dalam melakukan aksi-aksi sosial bagi lingkungan sekitarnya: karena sudah terlalu riweh mengerjakan tugas privat nya sebagai mahasiswa!

Tidak jarang keluhan di suarakan oleh mereka, manakala didorong untuk menghidupi kegiatan organisasi di internal kampus. "Saya ingin segera lulus tepat waktu, dengan nilai sempurna, dan segera bekerja di perusahaan yang diimpikannya!"

Sepertinya fenomena yang diungkap oleh penulis dalam beberapa paragraf di atas. Adalah sebuah fakta yang bisa jadi menghampiri dalam diri setiap mahasiswa di segala penjuru negeri. Manakala mereka sedang menjemput takdir hidupnya di bangku kuliah. Boleh jadi hasrat menjadi agen perubahan seakan menjadi redup diterpa beban hidup sebagai mahasiswa di era millenial yang semakin berat! Berat di saku, berat di pikiran, dan berat di beban tugas mata kuliah!

Lalu bagaimana mahasiswa di Kampus ITB Yadika Pasuruan menjawab problem: "Bagaimana Menjadi Aktivis di Jaman Now?" Menjadi aktivis mahasiswa boleh jadi semacam menjadi kebutuhan bagi para mahasiswa. Karena kemampuan berbicara, kemampuan bekerjasama, kemampuan berpikir, serta keterampilan memimpin, sangat mereka dapatkan saat aktif menjadi pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Dan kompetensi tersebut langsung mereka aplikasikan di tempat kerjanya masing-masing, karena sebagian besar mahasiswa adalah berlatar pekerja. Boleh jadi ini sebuah anomali. Sebagai karyawan di sebuah corporate namun tidak menyurutkan motivasi mahasiswa tersebut untuk menaikan value dirinya selain mencari ilmu di bangku kelas kuliah, mereka pun cukup antusias berkegiatan di organisasi intra kampus di Kampus ITB Yadika Pasuruan.

Kenapa para mahasiswa tersebut berperangai demikian, bisa jadi kuliah di kampus tercinta, biayanya murah. Dan stake holder dalam arti pemangku kepentingan di kampus ITB Yadika Pasuruan, begitu mendukung dengan sumber daya yang dimilikinya untuk membuat setiap mahasiswa senantiasa proaktif di kampus! Spirit ini juga digawangi langsung oleh pihak Yayasan tentunya! Selain tentunya dalam pimpinan pejabat struktural di kampus hijau yang bervisi entrepreneurship ini: Rektor, Dekan, Kaprodi, dan seluruh jajaran dosen serta tenaga pendidikan yang ada.

Baca Juga: Menjadi Eksis itu Hukumnya Wajib bagi Anak Republik Ini!

Hari ini tadi melihat gambar photo kegiatan mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan di BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang diunggah dalam komunitas WhatsApp di Kampus ITB Yadika Pasuruan. Menjadi rasa antusiasme penulis yang demikian besarnya. Bahwa seyogianya menjadi mahasiswa yang hidup di era jaman now haruslah tetap tegar di dalam menempa diri menjadi versi terbaik dirinya. Meski menjadi mahasiswa sekarang tidaklah mudah, dibanding saat penulis menjadi mahasiswa di era 90-an yang lampau! Sekarang mahasiswa di tahun ke-empat sudah harus lulus. Sedang kan penulis di tahun ke-empat kuliah masih harus berkeliling diskusi ke kampus-kampus di Kota Malang saat itu, juga demo di jalan tentunya, dan lulusnya baru 2-3 tahun kemudian. Saat itu lulus 6 tahun atau sekalian dimentokan hingga 7 tahun baru lulus kalau tidak kena DO (drop out) adalah sebuah kebanggaan, dan kemewahan tersendiri!

Tentu saja jaman hari ini kan berbeda, dibanding jaman penulis saat pernah kuliah S1 dahulu. Kesanggupan menjadi aktivis mahasiswa di jaman now, benar-benar menjadi sebuah pengalaman empiris yang super duper berat bagi mahasiswa sekarang. Mereka harus pintar-pintar mengatur waktu, di tengah beban tugas sebagai mahasiswa yang sedemikian banyak, dan waktu kuliah yang semakin sedikit! Meski demikian para aktivis mahasiswa di intra kampus di ITB Yadika Pasuruan, tetap gahar dengan beragam kegiatan agar Badan Eksekutif Mahasiswa selalu aktif dengan beragam aktivitas produktif.

Sebagai penutup tulisan. Setidaknya penulis masih menaruh harapan besar, bagi aktivis intra di Kampus ITB Yadika Pasuruan. Para aktivis mahasiswa di era jaman now tersebut bisa memiliki tradisi intelektual yang terus dipelihara dalam ruang motivasi dan spirit! Saat mahasiswa tersebut bergelut dengan kegiatan: membaca, berdiskusi, menulis, dan meneliti! Penulis saat melihat gambar diri dalam photo tadi pagi, berupa kegiatan rapat mahasiswa, ada secercah sinar berupa keyakinan yang besar di dalam diri penulis, bahwa aktivis mahasiswa di kampus ITB Yadika Pasuruan bisa menjadi agen perubahan di jamannya!

Baca Juga: Sesederhana Itu Cara Menikmati Hidup Yang Paling Epik!

"Ingatlah wahai para aktivis mahasiswa di Kampus ITB Yadika Pasuruan khususnya dan di seluruh penjuru negeri. Semua akan terlihat tidak mungkin, sampai kalian selesai melakukannya. Jadi tetap semangat untuk menjadi agen perubahan bagi kemajuan sebuah negeri tercinta NUSANTARA di masa kini dan mendatang!"

Ganbatte...


AAS, Kamis 9 Mei 2024
Pasar Lawang Malang

Editor : Nasirudin