Catatan Mas AAS

Sastra Melembutkan Jiwa!

Reporter : -
Sastra Melembutkan Jiwa!
Buku Mas AAS

Sastra Melembutkan Jiwa, benarkah? Sepertinya begitu, itu kalau Anda bertanya kepada saya!

Lalu, saya pun mencoba mencari pembenar kepada sesepuh yang pantas untuk menjawab pertanyaan tersebut dan memiliki otoritas tentang hal tersebut, "Saya setuju (karya sastra dapat melembutkan hati), bukan karena saya sastrawan tapi berkomunikasi paling canggih dengan bahasa adalah dengan sastra," ujar Sapardi Djoko Damono!

Baca Juga: Eri Cahyadi Hingga Bayu Airlangga Masuk Bursa Cawali Kota Surabaya Versi ARCI


Seloroh yang disampaikan oleh John F. Kenedy juga menguatkan perihal sastra ini," Bahwa sastra mampu menguatkan, meluruskan arah kebijakan politik yang bengkok."


Ada juga bijak bestari yang mengatakan begini pada suatu ketika: "Ajarkan sastra pada anakmu, maka anak yang penakut akan bisa menjadi pemberani!"


Hal ini dipertegas kembali dengan apa yang disampaikan oleh Buya Hamka bahwa, "Sesuatu yang dibutuhkan untuk menghaluskan jiwa adalah seni dan sastra!"


Segelas kopi hitam panas menemani saya pada pagi ini. Tidak bisa dipungkiri bahasa puisi atau sajak yang disampaikan seorang sastrawan dan juga pengarang bisa mengayun rasa kepada setiap pembacanya. Tanpa terkecuali di dalam benak setiap pembaca sebuah sastra akan dikonversi menjadi cermin jiwa, seberapa mampu, seberapa paham, seberapa bisa menangkap maksud dari bait-bait puisi yang tertulis! Darinya sebuah inspirasi untuk meneruskan kehidupan yang lebih baik ditemukan oleh seorang manusia.


Lirik sebuah puisi dari Sapardi Djoko Damono berjudul "aku ingin" membuktikan konsesi dalam peruntukan nya bahwa sastra bisa melembutkan jiwa. "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana: dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada!" Torehan Sapardi Djoko Damono lewat sajak indah nan sederhana di atas memang ampuh bagi jiwa-jiwa dan cinta. Tak jarang sebagian liriknya kemudian menjadi *gombalan* anak-anak muda yang ingin menambatkan rasa pada seseorang!

Baca Juga: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Besar Untuk di Kejar!


Puisi dan sajak Sapardi Djoko Damono sarat dengan falsafah hidup dan kematangan dalam memaknai cinta. Cinta kepada Sang Maha Pencipta. Juga cinta kepada sesama zat ciptaanNya.


Tentu produk karya sastra itu begitu banyak ragamnya. Secara garis besar terbagi menjadi dua bentuk: fiksi dan non fiksi. Dalam fiksi pun banyak jenisnya ada prosa, puisi, drama. Dan non fiksi ada esai, opini, biografi, autobiografi, dan juga kritik sastra.


Tentu saja Anda dan saya akan sepakat. Selain melembutkan jiwa. Membaca sastra yang berkualitas tinggi dapat membantu kita meningkatkan kemampuan berbahasa, mempelajari kosakata baru, membangkitkan imajinasi, berpikir kreatif, juga dapat menenangkan jiwa.

Baca Juga: Guyon Maton Parikeno Wayah Sore


Apakah produk sastra yang sedang Anda baca pada pagi ini? Kalau penulis tetap pada kelakuan nya yang sama: duduk di warkop sembari mencuri dengar pembicaraan para pengunjung kopi, terus mengulik portal informasi langganan yang menyuguhkan berita terkini, lalu dibaca, ditangkap maknanya, diresapi isinya, dalam pikiran. Semua informasi tersebut bisa memunculkan ide sebuah tulisan yang ditulis oleh jari jemari via keypard hape pada pagi tadi!


Demikian saja sepenggal narasi kecil yang bisa saya persembahkan kepada Anda, dan selamat pagi teruntuk para pembaca yang budiman semuanya...


AAS, 18 April 2024
Warkop Rungkut Surabaya

Editor : Nasirudin