Abusyik Wafat, Pj Bupati Pidie Merasa Kehilangan Sahabatnya

Reporter : -
Abusyik Wafat, Pj Bupati Pidie Merasa Kehilangan Sahabatnya
Abusyik (kiri) dan PJ Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto (kanan)

Sigli _ JatimUpdate.id _ Warga Kabupaten Pidie berduka, Mantan Bupati Pidie Periode 2017 - 2023, Abusyik wafat, pada hari Sabtu (28/04/2024) sekira pukul 02.00 dini hari.

Abusyik wafat setelah menjalani perawatan di RSUD Tgk Cik Di Tiro, sejak hari Kamis (25/04/2024).

Baca Juga: Pemkab Pidie Gelar Tradisi Meugang Akbar Bahagiakan Kaum Dhuafa, Korbankan 35 Ekor Sapi

Atas wafatnya Abusyik, Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto menyampaikan kesedihannya. Dia merasa seperti kehilangan sahabat lamanya.

"Iya, saya merasa kehilangan seorang sahabat meskipun baru kenal," ujar Wahyudi.

Menurut Wahyudi, sosok Abusyik menggoreskan kesan mendalam dalam ingatannya.

"Tidak bisa dipungkiri dia (Abusyik, red) adalah pemimpin Pidie," ujar Wahyudi.

Boleh jadi, ada sebagian orang yang pro kontra, menilai beliau, namun bagi Wahyudi, sosok Abusyik merupakan tokoh Pidie, yang telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk masyarakat Kabupaten Pidie.

"Apapun kata orang, saya menilai almarhum bergerak dengan hati nurani yang jernih," kata Wahyudi.

Wahyudi mengingat, ada beberapa peninggalan karya Abusyik, selama memimpin Kabupaten Pidie.

"Tugu Mulieng di persimpangan pusat kota Sigli adalah inisiatif monumental beliau," ujarnya.

Baca Juga: Disebut Kota Santri, PJ Bupati: Harusnya Pidie Punya Masjid Besar

Kesan mendalam yang menguatkan Wahyudi selama mengemban sebagai PJ Bupati Pidie (18/07/2022), karena dorongan dan komitmen Abusyik.

"Beliau berpesan, bahwa beliau akan selalu di belakang saya dalam menjalankan kebijakan," pungkasnya.

Mengenang Abusyik

Nama sebenarnya Roni Ahmad SE, lahir pada tanggal 04 Mei 1968.

Dia dikenal dengan sebutan Abusyik, adalah tokoh pejuang GAM. Dia pernah menjabat sebagai Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pidie dan Bupati Pidie periode 2017—2022.

Baca Juga: Pj Bupati Pidie Ajak Perangi Kejahatan Lingkungan

Tokoh ini pernah mengikuti pelatihan Militer di Camp Tajura, Libya 1987-1988

Hingga kemudian menjabat sebagai Panglima Muda Daerah GAM I Pidie (2000—2002), Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pidie (2002—2005) dan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Pidie (2010—2016).

Dia meninggalkan istri bernama Syarifah binti Ahmad dan 5 anaknya, diantaranya Muhammad Rizal, Dara Syafira, Nanda Maghfirah, Khairul Nisa dan Nurakmalia.

Sedangkan dari pernikahannya dengan Mahdalena, dia meninggalkan dua putra, yakni Muhammad Yasyi Akfata dan Muhammad Rayyan. (MMT)

Editor : Redaksi