Catatan Mas AAS

Hubungan Saling Untung Antara Sarju Dan Mbok Darmi

Reporter : -
Hubungan Saling Untung Antara Sarju Dan Mbok Darmi
Catatan Mas AAS

Mampir warunge Sarju disik. Andok mangan sego sadukan plus segelas air putih tak lupa kopi.

Sebelum menggagas gemerlap dunia. Cuman menggagas saja tak hendak memiliki isi dunia semuanya. Kabotan nggowone!

Baca Juga: Lapak Dan Kursi Hanya Hadir Sebagai Produk Perjuangan

Sarju, duduk dibelakang meja tempat gelar dagangannya. Sepertinya sudah mulai menghitung lembar demi lembar uang keuntungan nya. Tadi sego sadukan jumlahnya 11 dikirim mbok Darmi, kini tinggal 3, tak makan 1, tinggal 2 bungkus. Hati Sarju senang lapaknya laris! Sepertinya begitu.

Kepada Sarju jangan kau tanya perihal ROI (return of Investment) dan BEP (break even point). Ia hanya tahu bahwa relasi yang ia bangun dengan mbok Darmi menguntungkan. Sarju tiap bisa jual satu sego sadukan seharga Rp. 7000,- ia dapat hasil seribu, yang enam ribu miliknya yang nitip miliknya mbok Darmi.

Dan aku turut bahagia. Sego sadukan yang tak makan mampu memberi kebahagiaan kepada dua orang. Nominalnya seribu buat Sarju, dan enam ribu buat mbok Darmi. Mbok Darmi akan terima uang pembayaran sego sadukan besok, saat antar titipan lagi!

Saya tidak tahu akan menyebut apa? Hubungan dan relasi yang terbangun di antara Sarju dan mbok Darmi. Hubungan dagang ataukah bisnis? Yang pasti keinginan keduanya, hubungan ini bisa win-win solution begitu. Sarju untung, mbok Darmi bisa dapat cuan buat kulakan ke pasar lalu bikin Sego sadukan lagi. Sego sadukan yang dibungkus kertas minyak warna coklat! Murmer murah meriah tur enak!

Tak perlu kita rewel membahas perihal definisi. Tentang hubungan antara Sarju dan mbok Darmi! Bahwa dagang poin utamanya cari cuan dan bahwa bisnis poin utamanya cari value! Biarlah itu tugas para pakar kaum cerdik pandai di kampus yang bergedung tinggi di sana. Karena tugas mereka duduk dan bekerja di gedung-gedung yang tinggi salah satunya bahas definisi juga teori kenapa disebut hubungan dagang bukan bisnis! Tugas keduanya saya berharap mereka mau makan Sego sadukannya Sarju juga. Biar Sarju dan mbok Darmi di tempat dan wilayah lain selain kota pahlawan. Bisa bergembira. Apabila makanan dan jualan mereka tidak saja dibeli oleh kaum jelata juga dinikmati kaum menengah juga atas di gedung-gedung yang tinggi itu.

Baca Juga: 'Kita adalah apa yang kita percayai.' (C.S Lewis)

Tugas saya di sini. Yakinkan kepada Sarju dan mbok Darmi. Untuk terus merawat hubungan mutualis di antara keduanya. Dan dikembangkan usahanya, itu saja!

Dibegitukan saja. Itu keduanya sudah senang bukan kepalang pagi ini. Lembaran uang ditepuk-ditepuk kepada barang dagangan yang ada di meja oleh si Sarju, agar barang dagangan lain yang digelar ikut laris kayak *Sego sadukan* nya mbok Darmi! Dan mbok Darmi langsung *genjot* itu motor Supra nya pulang ke rumah.

Dan mungkin saja saat tiba di rumah, itu mbok Darmi langsung memuja kepada semesta disampaikan kepada suaminya," pak'e segone entek sing di titip ning warung-warung. Contohnya yang dititipkan ke warungnya Sarju," begitu kata mbok Darmi kepada suaminya.

Dan sambil duduk di emper rumah sambil membersihkan kandang *Manuk Cucak Rowo nya* itu suaminya mbok Darmi hanya bilang," alhamdulilah bun'e!" Benar-benar *so sweet* sepasang suami istri ini!

Baca Juga: Sego Kelor dan Tempe Melawan Gempuran Fast Food

Terus sekarang saat aku menjumpai semuanya. Baik kisah dan orangnya serta produknya. Aku mau bilang apa pada pagi ini?

Saya kira cukup satu saja: Maturnuwun Gusti. Semoga warungnya Sarju selalu laris, dan hubungan Sarju dan mbok Darmi langgeng dan selalu untung serta berkah, aamiin yra.


Warunge Sarju Sebelah Rumah Rungkut Surabaya

Editor : Redaksi