9 Tahun Vacum, ISPIKANI Jatim Aktif Kembali Percepat Akselerasi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan

Reporter : -
9 Tahun Vacum, ISPIKANI Jatim Aktif Kembali Percepat Akselerasi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan
Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Pusat, Dr. Kusdiantoro, S.Pi, M.Sc saat melantik Pengurus ISPIKANI Cabang Provinsi Jawa Timur, Jum’at (8/9/2023)

Surabaya, JatimUPdate.id,- Jatim memiliki wilayah laut dan pesisi tersebar di 22 Kabupaten.Di Jawa timur terdapat 4 Perguruan tinggi negeri (UB, Unair, Trunojoyo, UIN Sunan Ampel) dan beberapa perguruan tinggi swasta yang memiliki Fakultas Perikanan dimana setiap tahunnya meluluskan ratusan sarjana.

Sarjana perikanan tersebut mempunyai tanggung jawab moral dalam memberikan sumbangsih pemikiran terhadap penyelesaian permasalahan pembangunan perikanan untuk mewujudkan kedaulatan perikanan nusantara.

Baca Juga: Dukung Status PTN-BH UB, PT BMU Perluas Jejak Bisnis dengan Peluncuran Tiga Unit Usaha Baru

“Alhamdulillah setelah melalui perjuangan panjang selama sembilan tahun, akhirnya Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Cabang Provinsi Jawa Timur kembali aktif.,” ungkap Sekretaris Jenderal ISPIKANI Pusat Dr. Kusdiantoro, S.Pi, M.Sc dalam sambutannya saat membuka Talk Shaw dan Pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Cabang Provinsi Jawa Timur di Ruang Nautica Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tanggal 8 September 2023.

Kusdiantoro yang juga sekretaris Drijen PRL Kementerian kelautan dan perikanan menambahkan bahwa kehadiran ISPIKANI sangat diperlukan untuk berkolaborasi dengan pemerintah guna mempercepat akselerasi pembangunan kelautan dan perikanan khususnya di Jawa Timur.

Pengurus ISPIKANI Cabang Provinsi Jawa Timur Periode 2023 – 2027 ini dinokhodai oleh Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si sebagai Ketua berduet dengan Awalrush Andira, S.Pi, MMA sebagai Sekretris yang ditopang oleh 8 bidang yakni bidang kesekretariatan dan keanggotaan, bidang pengembangan organisasi, bidang informasi dan komunikasi, bidang kerjasama antar lembaga, bidang inovasi dan kewirausahaan, bidang pengkajian strategis, bidang advokasi serta bidang pemberdayaan dan pengabdian masyarakat. Selain itu, juga diperkuat dengan Dewan Pakar yang terdiri dari dewan pakar manajemen penangkapan ikan, manajemen budidaya ikan, sumberdaya perairan, pasca panen atau pengolahan ikan, bioteknologi, dan sosial ekonomi.

Dr. Muhammad Isa Anshori, ATD, MT Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur selaku fasilitator dalam acara tersebut menyampaikan bahwasanya dinas kelautan dan perikanan sangat menantikan peran ISPIKANI dalam menjawab begitu banyaknya permasalahan dalam pembangunan perikanan Jawa Timur.

Baca Juga: Universitas Brawijaya Terus Menguat: Raih Prestasi di QS World University Rankings by Subject 2024

Over fishing ilegal fishing, tingginya harga pakan, penyakit pada budidaya,permasalahan lingkungan, kualitas dan daya saing produk olahan ikan dari UMKM dan banyak lainnya permasalahan yang harus diselesaikan, dan kita sangat membutuhkan ISPIKANI untuk berkolaborasi, terang Isa Anshori.

Andi Kurniawan,S.Pi, M.Eng, D.Sc saat memaparkan terobosan inavasi dalam mendukung pembangunan perikanan berkelanjutan Jum’at (8/9/2023)Andi Kurniawan,S.Pi, M.Eng, D.Sc saat memaparkan terobosan inavasi dalam mendukung pembangunan perikanan berkelanjutan Jum’at (8/9/2023)

Andi Kurniawan, S.Pi, M.Eng, D.Sc selaku wakil ketua ISPIKANI Jatim sebagai salah satu pembicara dalam talk show menegaskan bahwa komitmen ISPIKANI Jatim mendukung pembangunan berkelanjutan adalah dalam hal inovasi.

Baca Juga: Menjadi Seorang kader Itu Pilihan Bung!

“Inovasi yang ditawarkan adalah integrasi managemen perikanan tangkap, isolasi lingkungan budidaya dan pengembangan polikuktur, mengkreasi ulang inovasi agar dapat diadopsi dan diterapkan oleh pelaku usaha perikanan dan kolaborasi penelitian serta kolaborasi database,” jelasnya

Andi Kurniawan yang juga Wakil Rektor IV Universitas Brawijaya menegaskan bahwa untuk mewujudkan kedaulatan perikanan nusantara ego sektoral harus di tinggalkan. Sarjana perikanan harus bisa berkolaborasi secara pentahelix bersama stake holder lain seperti dinas, pengusaha swasta, pembudiaya ikan dan nelayan dan media tentunya. Hasil-hasil penelitian harus dipublikasikan secara luas untuk diaplikasikan di masyarakat. (ASB/YAh)

Editor : Nasirudin